Nilai Tukar Rupiah Melemah, Rustam Ibrahim Sebut Masih Banyak Negara Lain yang Lebih Parah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rustam Ibrahim

TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Rustam Ibrahim angkat bicara mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikannya melalui akun Twitternya, @RustamIbrahim, yang diunggah pada Rabu (23/5/2018).

Dalam postingannya itu, Rustam menyindir ekonom yang berusaha untuk menakut-nakuti dengan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Sindir Fahri Hamzah, Faizal Assegaf: Hidup dari Upah Rakyat tapi Kerjanya Hanya Getol Bela Koruptor

Menurutnya, itu adalah ciri khas kritik oposisi terhadap Pemerintahan Jokowi.

"Salah satu cara kritik yg dipakai ekonom anti jokowi adalah menakuti-nakuti dengan kenaikan utang dan turunnya nilai tukar Rupiah.

"Yang mereka sembunyikan adalah bahwa banyak negara2 lain utangnya lebih banyak dan turunnya nilai tukar lebih tinggi.

"Dan mereka baik2 saja," tulis Rustam.

Tak sampai disitu, Rustam memberikan contoh Negara Malaysia dalam cuitan selanjutnya.

"Malaysia, negara kecil yang penduduknya hanya sekitar 12% penduduk Indonesia, konon punya utang LN sudah mencapai 50% dari PDB.

"Dan mereka baik2 saja. Indonesia baru 30% , tapi ributnya seperti mau kiamat," tulis dia. 

Wiranto Ajak Perangi Aksi Terorisme: Musuh Seluruh Rakyat Indonesia

"Banyak negara di dunia pertumbuhan ekonominya di bawah 5%, ekonomnya memberikan pemahaman dan rakyatnya tenang2 saja.

"Di sini ditakut-takuti seakan negeri mau kiamat," sambung dia dalam postingan setelahnya. 

Aktivis HMI MPO Dapat Tindakan Represif, Dahnil Anzar dan Fadli Zon Ungkap Kekecewaannya

Dikutip dari Kompas.com, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Rabu (23/5/2018) pagi tercatat kembali melemah menembus level Rp 14.200, setelah kemarin sempat menguat ke Rp 14.142 per dollar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih dalam batas yang aman.

"Koreksi mata uang kita walaupun nilai tukar fleksibel, masih dalam range yang tetap stabil untuk jangka menengah-panjang," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia menerapkan nilai tukar mata uang yang fleksibel.

Sehingga, ketika ekonomi dunia membaik, dampak terhadap nilai tukar mata uang dalam negeri juga akan positif.

Hal itu juga berlaku sebaliknya ketika terjadi tekanan eksternal seperti saat ini maka mata uang akan melemah. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)