TRIBUNWOW.COM - Serangkaian bom bunuh diri meledak di Jawa Timur.
Dua kota besar menjadi sasaran para teroris, yakni Surabaya dan Sidoarjo.
Diantaranya adalah bom yang meledak di tiga Gereja di Surabaya.
Ketiga bom tersebut meledak dalam kurun waktu yang nyaris bersamaan di pagi hari, Minggu (13/5/2018)
Pada malam harinya, masyarakat kembali dikagetkan dengan sebuah bom yang meledak di Rusunawa Sidoarjo.
Kali ini bom meledak di salah satu hunian rusun di blok B.
• Tanggapi Omongan Fadli Zon, Joko Anwar: Misleading dan Tendensius Bahkan untuk Anda, This is Too Low
Tak berhenti di situ, keesokan harinya, Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB meledak di halaman Mapolrestabes Surabaya.
Terdapat kesamaan dalam aksi teror bom ini, yakni pelakunya adalah satu keluarga untuk masing-masing insiden.
Berikut faktanya.
1. Bom 3 Gereja di Surabaya
Pembagian Lokasi
Pelaku bom di 3 gereja di Surabaya adalah Dita Oepriyanto, beserta istrinya Puji Kuswati dan keempat anaknya.
Puji Kuswati dan dua anak perempuannya, Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9) melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja GKI Jalan Diponegoro.
Puji menggunakan bom yang ditaruh di pinggangnya.
Sementara itu, sang suami, Dita melakukan aksinya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Dita menaiki mobil Avanza yang berisi bom dan menabrakkannya ke gereja, hingga terjadi ledakan.
Selanjutnya, ada bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel yang dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita, yakni Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16).
Dua pemuda tersebut menaiki sepeda motor dan membawa bom serta melakukan penerobosan ke gereja dan meledakkan diri.
• Mahfud MD: Keselamatan Rakyat Adalah Hukum Tertinggi, Lebih Tinggi dari UU dan UUD
Kehidupan
Tetangga pelaku, Tanjung (50), menurutkan jika keluarga Dita merupakan orang-orang yang tertutup.
"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung pada TribunJatim.com, Minggu (13/5/2018).
Warga sekitar tak begitu mengenal mereka.
Pelaku tinggal di kediamannya sejak 2010-2011 lalu.
Mereka diketahui berasal dari Banyuwangi.
Sementara itu, pekerjaan sehari-hari pelaku diketahui sebagai penjual obat herbal.
Anak-anaknya sering bermain di depan rumah dan bersepeda di depan rumahnya.
Anggota JAD
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan jika pelaku merupakan anggota jemaah JAD yang merupakan sel jaringan ISIS.
Dita adalah Ketua JAD (jaringan Ansarut Daulah) Surabaya.
Jaringan ini kaitannya dengan JAT (Jaringan Ansarut Tauhid). Keduanya terkait dengan ISIS," kata Tito, dikutip Kompas.com.
Ditemukan Bom di Rumah
Saat dilakukan penggeledahan, pihak Densus 88 menemukan bom dan bahan peledak.
"Pipa sudah ada isinya dikenal dengan TATP (bahan peledak tinggi), kemudian dilakukan distracter . Sekarang penyisiran Inafis penyidik Densus 88 ," kata polisi.
3 Bom pipa ini ditemukan di kamar pelaku.
• Denny Siregar: DPR Mandul, Pak Jokowi Segera Keluarkan Perppu Antiterorisme, Kami Butuh Keamanan
2. Bom di Rusunawa Sidoarjo
Satu keluarga berikutnya adalah keluarga Anton.
Punya 4 Anak
Sama dengan Dita, Anton juga memiliki 4 orang anak.
Anton, istri dan keempat anaknya tinggal di sebuah rumah di Rusunawa blok B.
Tertutup
Para penghuni rusun mengaku tak begitu mengenal Anton dan keluarganya.
Mereka dikenal sebagai penjual kue.
Keluarga Anton diketahui sangat terutup, mereka hanya berinteraksi dengan keluarga Anton saat pembayaran iuran bulanan rusun saja.
• Revisi UU Antiterorisme 2 Tahun tak Rampung, Kadiv Advokasi Demokrat: Ini soal Rebutan Kuasa
Ditembak Mati Petugas
Saat terjadi ledakan, istri dan seorang anak Anton tewas terlebih dahulu.
Sedangkan Anton ditembak mati petugas lantaran Anton tengah memegang diduga pemicu bom dan dianggap membahayakan saat disergap.
3 anak Anton lainnya selamat, yakni 1 laki-laki dan 2 perempuan.
Berikut rincian keluarga Anton.
Tewas:
1. Anton Febrianto (47)
2. Puspita Sari (47, istri Anton)
3. LA (17, anak pertama Anton)
Luka-luka (anak Anton)
1. AR (15)
2. FP (11)
3. GH (11)
3. Bom di Mapolresta Surabaya
Sama dengan sebelumnya, kali ini bom di Mapolresta Surabaya yang meledak pada Senin (8.50) juga merupakan satu keluarnya.
5 Anggota Keluarga, 1 Selamat
Keluarga ini dikepalai oleh TM, istri dan ketiga anaknya.
• Beredar Isu Terorisme Pacsa Serangan Bom di Surabaya, Simak! Berikut Info yang Benar dan yang Hoax
Berdasarkan rekaman CCTV dan kamera amatir, TM bersama istri dan anak-anaknya mengendarai sepeda motor.
Saat itu, mereka dihentikan di palang pintu Mapolrestabes Surabaya oleh polisi untuk pemeriksaan dan ditanya keperluan.
Akan tetapi, tiba-tiba bom meledak dan melukai sejumlah orang.
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun, selamat dan kini tengah mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara, Surabaya.
"Dirawat dulu,traumanya.Kalau sudah bisa diajak bicara nanti kita dalami lagi.
Karena dia yang paling penting," kata Kapolri Tito Karnavian, dikutip Tribunnews.com.
Hingga kini masih terus dilakukan identifikasi dan penyelidikan terkait aksi teror ini. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Ferdinand Hutahaean: Jokowi Perlu Evaluasi Posisi Ibu Megawati, Percuma UKP Dibentuk Jika tak Kerja