Puji Fadli Zon, Dahnil Anzar Simanjutak Minta Banyak Politisi Baca Buku Agar Tak Bodoh Saat Debat

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadli Zon dan Dahnil Anzar Simanjutak

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak memuji Fadli Zon.

Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dari unggahan akun Twitternya pada Sabtu (7/4/2018).

Dahnil Anzar Simanjutak mengatakan jika ia memiliki beberapa pandangan yang berbeda dengan Fadli Zon.

Meski demikian, Fadli Zon baginya merupakan ornag yang rajin.

Baik itu rajin membaca, menulis dan pelahap buku-buku.

Ia pun akhirnya menemukan sebuah buku yang ditulis oleh Fadli Zon.

Buku tersebut mengenai bubarnya imperium Uni Soviet dan berjudul 'Gerakan Etnonasionalis'.

Majelis Hakim Putuskan Bos Saracen Jasriadi Tak Terbukti Sebarkan Ujaran Kebencian

Dahnil Anzar kemudian meminta kepada politisi-politisi untuk rajin membaca agar tak terlihat bodoh saat debat.

@Dahnilanzar: Terlepas dari beberapa perbedaan pandangan saya dengan @fadlizon , dia rajin baca, bahkan rajin menulis sejak lama, pelahab buku.

Sy menemukan posting Bukunya tentang Uni Soviet.

Politisi banyak2lah baca Spy tdk terlibat dlm debat-debat yg mempertontonkan kebodohan.

Reaksi Mahfud MD Saat Diminta Menasehati Anak Muda PSI Agar Dewasa dalam Berpolitik

Sebelumnya, Fadli Zon pernah menyinggung bubarnya Uni Soviet sebagai contoh agar Indonesia tak mengalami hal serupa.

@fadlizon: Indonesia menuju kebangkitan atau kebangkrutan tergantung pemimpinnya.

Klu byk ngutang n sumber daya alam dikuasai asing ya menuju bangkrut.

Melalui akun Twitternya, Fadli Zon juga menyoroti Uni Soviet yang bubar menjadi 15 negara pada tahun 1991.

Fadli Zon, mengutip dari data yang ia sampaikan, ada dua hal yang melandasi mengapa Uni Soviet bubar.

Yakni faktor internal dan eksternal.

Faktor Internalnya adalah karena kepemimpinan Gorbachev yang lemah.

Gorbachev juga gagal dalam mengatasi stagnasi ekonomi, glastnost berhasil, dan peretroikanya gagal.

Tanggapi Omongan Mardani Ali Sera, Ferdinand Hutahaean: Luar Biasa Kejam, Bangsa Apa Kita Ini?

Tak hanya itu, bubarnya Uni Soviet juga dipicu karena adanya tragedi Chernobyl yang memakan biaya, konflik komunal dan etnis.

Hingga munculnya gerakan etnonasionalis di beberapa negara bagian, seperti yang tampak dari judul buku yang diunggah oleh Dahnil Anzar.

Sementara faktor eksternalnya adalah Perang Dingin dan geopolitik, yang membuat Uni Soviet menghadapi kekuatan-kekuatan yang mendorongnya untuk berubah.

Fadli Zon kemudian mengungkapkan jika ada negara-negara yang ingin Indonesia lemah, maka Indonesia harus kuat untuk melawannya. 

"RI harus kita jaga selamanya dg sepenuh tenaga n usaha jgn smp alami disintegrasi spt Uni Soviet atau Yugoslavia.

Bahkan negara besar pun bisa pecah atau bubar jika tak dijaga kekuatan2 yg menyatukannya.

Ada kondisi domestik ada jg geopolitik.

Terjadi polemik hebat krn Soviet adlh superpower yg kuat segalanya baik di bid militer, partai komunis hingga ke rumah2, dll

Intelektual disiden Andrei Amalrik th 1969 menulis: Will the Soviet Union Survive until 1984?. (Akankan Soviet Bertahan hingga 1984?)

Akhirnya Uni Soviet bubar jd 15 negara th 1991. Ini akhir yg tragis bg sbh adidaya yg pernah digjaya bahkan menguasai antariksa.

Ada faktor internal n eksternal. Knp negara adidaya sj bisa bubar.

Semua org tak nyangka negara ada umurnya. Dont take it for granted.

Fahri Hamzah: Ya Ampun, Rusak Sudah Kehidupan, Lapor Pak Jokowi dan JK, Ini Serius Loh Pak

Faktor internal tentu krn kepemimpinan Gorbachev yg lemah. Gagal atasi stagnasi ekonomi, glastnost berhasil, perestroika yg gagal.

Blm lg tragedi Chernobyl yg makan biaya. Konflik komunal n etnis. Munculnya gerakan etnonasionalis di bbrp negara bagian.

Faktor eksternal tentu Perang Dingin n geopolitik yg membuat Uni Soviet menghadapi kekuatan2 yg mendorongnya utk berubah.

Tentu ada negara yg ingin RI lemah bahkan bubar agar negara itu diuntungkan.

Keadaan inilah yg harus dilawan. Mrk takut RI kuat.

Ada satu masa kita ditakuti sbg ancaman dr utara, atau ancaman di Asia Tenggara. Mrk tahu posisi RI yg strategis secara geopolitik.

Klu RI kuat secara ekonomi misalnya ada negara2 tetangga yg dirugikan. Klu kuat secara militer, kita jd ancaman. Mrk ingin RI lemah.

Salah satu cara membuat lemah adalah ketergantungan n pemimpin yg lemah. Kepemimpinan lemah tentu tak jd ancaman bg ekonomi politik.

Apalgi pemimpin lemah spt Gorbachev dulu suka dg pencitraan n dipuji2 asing. Di dalam negeri kondisi ekonomi bobrok.

Jgn lengah, jgn terlalu percaya diri, jgn smp terjadi disintegrasi sosial apalagi disintegrasi teritorial. NKRI harus kuat," tulis Fadli Zon pada 24 Maret 2018. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

5 Fakta Kecelakaan KA Sancaka Yogya-SBY vs Truk Trailer di Ngawi, Kronologi hingga Kondisi Terkini