Video tersebut kemudian ditanggapi oleh akun @nyinyir404 yang mengatakan jika menjadi menteri tidak cukup hanya cerdas.
Tetapi juga diperlukan emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosi.
Akun itu kemudian mengatakan jika EQ tidak ada, maka tidak akan bisa kerja sama dengan menteri lain dan suka membuat gaduh.
Hal tersebut bisa membuat Jokowi kasian.
• Pemungut Sampah Diberi Uang, yang Dilakukannya Setelah Itu Membuat Publik Meneteskan Air Mata
@nyinyir404: jadi menteri ukurannya bukan cerdas IQ saja.
Tapi EQ nya penting jg shg dapat kerjasama dgn menteri lainnya.
Jika dikenal suka bikin gaduh kabinet, Kesian jg JKW kerjanya misahin terus dan koran senang berita ribut. Maaf Ini kritikan sj.
Mendapat kritikan seperti itu, Rizal Ramli kemudian memberikan tanggapan.
Menurutnya, pemecatannya bukan persoalan EQ atau IQ.
• Reaksi Menteri Susi Saat Dengar Azan di Tengah Wawancara hingga Awan Seperti Terbakar di Lombok
Rizal Ramli mengungkapkan jika persoalan utamanya adalah konflik kepentingan, penguasa merangkap pengusaha, serta hantu reklamasi.
Ia menyebut jika dirinya legowo terhadap pencopotan tersebut, lantaran tak pernah meminta jabatan itu kepada pemerintah.
@RamliRizal: Bukan itu masalahnya Pak Thamrin,
Pokok utamanya: Konflik kepentingan Peng-Peng, Penguasa-merangkap-Pengusaha, dan hantu dibelakang reklamasi,