Wanita Asia Sedang Hamil dapat Perlakuan Rasis, Ditolak Sopir Bus Umum dengan Alasan yang Tak Jelas

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu hamil dan dua anaknya ditolak sopir bus.

TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu hamil dan dua anaknya dilarang masuk ke dalam bus di Auckland, Selandia Baru.

Dilansir TribunWow.com dari Next Shark pada Rabu (28/3/2018), Bomi Kim yang tinggal di West Auckland percaya bahwa dirinya adalah korban diskriminasi rasial yang serius.

Ia pun sudah mengajukan keluhan terhadap Auckland Transport.

BACA: Selamat! Nycta Gina Lahirkan Anak Kedua, Cewek atau Cowok?

Sopir bus yang menolak Kim yang sedang hamil dan kedua anaknya. (Next Shark)

Kim tidak dapat mengemudi dan bus adalah satu-satunya sarana transportasi yang biasa ia pakai.

Sopir bus pertama kali menolak Kim ketika dia membawa bayi di kereta dorong.

"Saya protes ke perusahaan bus sebulan yang lalu bahwa sopir bus bertindak keras terhadap penumpang yang membawa kereta dorong. Setelah itu, sopir bus sama sekali tidak membiarkan saya naik bus. Saya sedang menunggu jawaban dari perusahaan bus, tetapi saat itu sopir bus benar-benar tidak memberikan tumpangan untuk saya," katanya pada New Zealand Herald.

Anak yang dibawanya (Next Shark)

"Saya harus membawa anak saya ke rumah sakit, tetapi sopir bus menghalangi saya menggunakan jasanya," tambahnya.

Karena dia tidak diizinkan naik bus, Kim pun harus membatalkan beberapa janji di rumah sakit.

Saat kejadian (Next Shark)

Minggu lalu, dia berhasil merekam sopir bus yang menolaknya masuk saat berada di halte bus di Fernhill Drive, Westgate.

Dia mencoba untuknaik bus lain di West Harbor sore itu, namun ia bertemu dengan masalah dan sopir bus yang sama.

Sopir bus yang menolak Kim (Next Shark)

"Permisi? Halo? Buka pintunya," ucap Kim saat meminta pintu bus dibuka namun sang sopir mengabaikannya.

Kim yakin bahwa penolakan tersebut disebabkan oleh insiden sebelumnya yang terjadi pada 24 Februari ketika ia naik bus dengan bayinya yang ada di dalam kereta dorong.

"Seperti biasa, saya duduk di sisi kanan, karena sisi kanan adalah tempat duduk yang disediakan untuk penumpang yang membawa kereta bayi. Tetapi sopir menyuruh saya pindah ke kursi sisi kiri. Saya mengatakan kepada sang sopir, kursi yang tepat lebih aman untuk bayi. Bisakah saya duduk di sisi kanan?" ungkapnya.

"Tapi sopir mengatakan kepada saya, 'saya adalah sopir bus ini' dan jika saya tidak pindah ke sisi kiri dia akan menurunkan saya dari bus," tambahnya.

Kim pun bersikeras bahwa sisi kiri berbahaya untuk bayi karena banyak guncangan.

Halaman
12