Mark Zuckerberg Mengakui Facebook telah 'Membuat Kesalahan' dalam Melindungi Data Pengguna

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mark Zuckerberg

Facebook alami krisis

Zuckerberg sendiri kini menghadapi desakan untuk datang ke penyelidikan Parlemen Inggris terkait pelanggaran ini, dan berada dalam krisis sejak gerakan #DeleteFacebook bermunculan di Twitter.

Sejak munculnya tuduhan ini akhir pekan lalu, perusahaan raksasa medsos ini kehilangan lebih dari $ 45 miliar (sekitar Rp 450 triliun) dari nilai sahamnya.

Para analis mengatakan hubungan FB dengan para pengiklan kini mungkin dalam masalah.

"Meskipun masalah yang melibatkan Cambridge Analytica seharusnya tidak lagi terjadi dengan aplikasi baru hari ini, hal itu tidak mengubah apa yang terjadi di masa lalu," katanya.

"Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform kami lebih lanjut dan membuat komunitas kami lebih aman ke depan," ujar Zuckerberg.

Tanggapan Cambridge Analytica

Pada Selasa pekan ini, direksi Cambridge Analytica memberhentikan CEO Alexander Kogan, yang dalam rekaman rahasia ketahuan membual bahwa perusahaannya berperan menentukan dalam kemenangan Trump sebagai Presiden AS.

Tetapi Kogan membantah rekaman tersebut.

"Saya pikir yang Cambridge Analytica coba tawarkan adalah sihir, dan mereka mengklaim bahwa hal ini sangat akurat dan memberi tahu Anda semua yang perlu diceritakan tentang Anda. Tapi saya kira kenyataannya bukan itu," katanya saat wawancara bersama BBC.

Kogan mengatakan bahwa dia dijadikan kambing hitam oleh Facebook dan Cambridge Analytica, karena kedua perusahaan telah menyalahkannya atas dugaan penyalahgunaan data. (*)