TRIBUNWOW.COM - Patah hati memang dialami hampir semua orang di dunia, khususnya para remaja.
Kebanyakan dari para remaja saat ini mencurahkan emosi hatinya melalui media sosial, atau bercerita kepada orang terdekatnya.
Namun apa jadinya jika ungkapan patah hati justru diekspresikan dengan cara yang tak wajar dan cenderung kejam?
Hal ini rupanya terjadi di Dhaka, Bangladesh.
• 5 Zodiak yang Termasuk Pacar Terbaik, Cek Milik Pasanganmu!
Tidak terima cintanya ditolak oleh pria pujaan hatinya, seorang gadis asal Bangladesh dikabarkan menyiramkan air keras ke wajah si pria.
Ya, hal nahas harus menimpa Mahmudul Hasan Maruf (17), sebab kini wajahnya menjadi cacat seumur hidup.
Dilansir metro.co.uk, hal ini bermula ketika si gadis terus menyatakan perasaan cintanya kepada Maruf.
Malang bagi gadis tersebut, cintanya ternyata bertepuk sebelah tangan.
• Warna-warni Rumah Tapasya Uttaran, Gemerlap dan Mewah!
Berkali-kali ia menyatakan cinta, berkali-kali pula Maruf menolaknya dengan halus.
Rupanya hal ini begitu membekas di hati gadis yang tak disebutkan namanya tersebut.
Merasa sakit hati, ia kemudian merencanakan 'pembalasan dendam' kepada pria pujaan hatinya.
Menurut media lokal, suatu malam, Maruf hendak pulang setelah nongkrong bersama teman-temannya.
• Ditinggal Keliling Jabar dan Kangen Suami, Unggahan Foto Annisa Pohan Jadi Sorotan
Tiba-tiba ia dicegat oleh seorang gadis yang sudah memendam cinta kepada Maruf sejak lama.
Setelah beberapa kali pertengkaran, si gadis teganya menyiram cairan keras ke wajah Maruf.
Cairan tersebut tentu langsung melukainya dan menimbulkan luka bakar, tak hanya di wajah namun juga di pundak Maruf.
Dokter mengatakan, kemungkinan Maruf harus mengalami cacat wajah seumur hidup akibat cairan keras yang sudah merusak wajahnya tersebut.
• Foto Wisuda 6 Artis Korea Selatan, dari Park Bo Gum hingga Yoona SNSD
Sehari setelah penyerangan, gadis itu pun akhirnya ditangkap oleh pihak berwenang.
Ternyata, di Bangladesh sudah banyak kasus penyiraman air keras sejak tahun 1990.
Dilaporkan kasus ini telah memakan lebih dari 500 orang sejak tahun 1990 hingga awal tahun 2000-an. (TribunWow.com/Maria Novena Cahyaning Tyas)