Kisah Adawiyah, Nenek Renta yang Hidup Sebatang Kara dalam Gubuk 1x1,5 Meter

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cerita nenek penghuni gubuk 1x1,5 meter yang kerap basah kuyup karena kehujanan.

Saat perut keroncongan karena lapar, nenek Adawiah hanya memasak makanan ala kadarnya jika persedian beras di gubuknya masih ada.

Cerita nenek penghuni gubuk 1x1,5 meter yang kerap basah kuyup karena kehujanan (KOMPAS.com)

Beberapa tahun lalu, warga yang berempati dengan kondisi nenek miskin sebatangkara ini membangunkan gubuk dari barang-barang bekas.

Agar Adawiyah bisa memasak, warga membangunkan dapur kecil dari susunan batu bata yang diletakkan di bawah gubuk miliknya.

Adawiyah tampak gembira saat sejumlah dermawan dan penggiat sosial pagi kemarin ini mendatangi gubuknya.

Adawiyah tampak lega saat menerima pemberian beras dari dermawan itu. Meski hanya makan nasi dan mi instan hari itu, Adawiyah tampak bersykur mendapatkan bantuan.

Menurut warga sekitar, nenek Adawiyah sejak lama mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dideritanya.

Meski pemerintah telah mengucurkan beragam program bantuan untuk warga kurang mampu dan mengalami masalah sosial, nenek Adawiyah justru luput dari bantuan sosial yang seharusnya ia dapatkan.

Adawiyah mengaku memang pernah mendapatkan bantuan beras raskin, tetapi tidak rutin dan ala kadarnya.

Cerita nenek penghuni gubuk 1x1,5 meter yang kerap basah kuyup karena kehujanan (KOMPAS.com)

Nenek renta ini juga tak mendapat jaminan kesehatan BPJS atau Kartu Indonesia Sehat yang seharusnya menjadi haknya.

“Saya tinggal sudah bertahun tahun, saya tidak senang tingal sama keluarga karena sering dimarahi. Saya biasa diberikan beras sama keluarga atau tetangga. Saya tidak punya KK atau KTP. Saya tidak pernah dapat bantuan,” kata Adawiyah dalam bahasa lakal mandar. (*)

Berita ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Cerita Nenek Adawiyah yang Hidup dalam Gubuk 1x1,5 Meter"