Perlita mengaku berpura-pura hamil dan melahirkan untuk menyenangkan hati suaminya.
Namun setelah tiga tahun dari peristiwa penculikan tersebut, perlakuan Gilberto kepada Perlita berubah.
Gilberto kerap memukul dan melakukan penyiksaan fisik kepada Perlita.
Terbesit di benak Perlita untuk melarikan diri dari rumah Gilberto.
Namun Gilberto tak pernah mengijinkan Jillian dibawa pergi oleh Perlita.
Populer: Boko Haram Menyerbu Sebuah Sekolahan di Nigeria dan Menculik 110 Siswi
Kejadian yang rumit ini terdengar sampai ke telinga penyiar TV di Filipina, Raffy Tulfo.
Raffy kemudian menawarkan kepada Jillian dan Rubymar untuk melakukan tes DNA.
Meski awalnya sempat ditolak oleh Gilberto, tes tersebut akhirnya dilakukan oleh Jillian dan Rubymar.
Setelah melakukan tes, diketahui bahwa DNA Rubymar dan Jillian cocok 99,98 persen.
Kasus ini sudah masuk ke ranah hukum.
Rubymar dan Jillian sepakat untuk membiarkan proses hukum mengadili Perlita. (*)