Sempat Kenakan Rompi Anti Peluru, Retno Marsudi Tiru Jokowi yang Menolak Memakainya di Afganistan

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Kabul, Afganistan, Senin (29/1/2018).

Dirinya tetap bersikukuh untuk ke sana meski kota itu tengah menghadapi rangkaian teror bom.

Padahal kota yang didatangi oleh Jokowi ini baru saja diguncang bom mobil yang menggunakan ambulans.

Akibat dari bom mobil itu, lebih dari seratus orang tewas.

Bahkan jelang kedatangannya, terdengar kabar serangkaian ledakan juga terdengar di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer.

BACA  Sudah Langgar Lalu Lintas, Anggota Polisi Ini Justru Diberi Penghargaan Kembali Viral

Mendengar kabar tersebut, Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi sudah bersiap dengan rompi anti pelurunya.

Dilansir Tribunwow.com dari akun Twitter @MurtadhaOne Selasa (30/1/2018), di foto yang diunggah nampak Marsudi mengenakan rompi coklat yang menutupi dada hingga punggungnya.

Terlihat foto ini diambil saat berada di pesawat.

Seperti yang terlihat pada foto di bawah ini.

Tak disangka, Presiden Jokowi menolak untuk memakai rompi itu.

Jokowi lebih memilih untuk mengenakan jas kenegaraan yang biasa diapakai saat ada kunjungan kenegaraan.

Seperti yang terekam dalam foto di bawah ini.

Melihat penolakan Jokowi, Retno serta jajaran lainnya tidak ada yang memakai rompi anti peluru tersebut meski tidak ada yang melarangnya.

Saat kunjungan di Afganistan selesai, Retno serta paspampers sangat lega dan langsung sujud syukur.

Dikabarkan sebelumnya, Jokowi memang menegaskan jika kedatangannya ke Afganistan sebagai upaya perlawanan terhadap teror.

"umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme. Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim.

Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim.

BACA  Dukung LGBT, Melanie Subono Beri Kesempatan Netizen Menghakimi dengan 2 Syarat

Ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana. Tidak ada satu pun negara yang kebal darinya. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan, dan sekarang di Afghanistan.

Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," ujarnya sebagaimana yang ia tulis dalam facebook Presiden Joko Widodo.

Meski kunjungan Jokowi hanya sehari, namun ini merupakan kunjungan bersejarah.

Pasalnya, terakhir kalinya Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan adalah kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno pada tahun 1961. (TribunWow/Dian Naren)