Kisah Menegangkan Paspampres Saat Dampingi Gus Dur yang Dapat Kabar Pesawatnya Dihadang Massa

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurrahman Wahid Tertawa Bersama Mantan Calon Wakil Presiden Dari Partai Golkar Salahuddin Wahid Sebelum Dimulainya Musyawarah Kerja Nasional III PKB Di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (31/8/2004)

TRIBUNWOW.COM - Suatu malam, Panglima TNI Laksamana Widodo Adi Sutjipto mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta.

Saat itu, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sudah tertidur pulas.

Anggota Pasukan Pengamanan Presiden ( Paspampres), Chandra W Soekotjo, terpaksa membangunkan Gus Dur dari tidurnya.

"Saya masuk dan bangunkan Presiden, Panglima TNI mau laporan," kata Chandra menceritakan kisahnya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Datang tengah malam dan sampai membangunkan Presiden Gus Dur, tentunya Panglima TNI membawa informasi yang sangat penting dan mendesak untuk segera dilaporkan.

BACA:  Fadli Zon Buat Polling Pemilihan Presiden Jokowi atau Prabowo?, Netizen Temukan Kejanggalan

Informasi itu terkait dengan kondisi keamanan di daerah yang akan didatangi Gus Dur pada keesokan harinya.

"Pak, ini besok tempat yang kita akan pergi ini, landasan akan diduduki. Pesawat tidak bisa mendarat," kata Panglima TNI kepada Gus Dur saat itu.

Chandra masih ingat betul apa jawaban Gus Dur waktu itu. Gus Dur dengan santainya menjawab,

"Ndak apa-apa, nanti kan saya mendarat pasti minggir."

Panglima TNI masih tetap berusaha meyakinkan agar Gus Dur membatalkan kunjungannya.

Namun, Gus Dur tetap bersikeras.

"Ndak, mereka cuma mau bicara saja. Enggak masalah," kata Gus Dur meyakinkan.

Akhirnya, diputuskan Gus Dur tetap berangkat ke daerah itu. Hanya saja, kali ini Paspampres melakukan pengamanan yang lebih ketat.

"Saya lihat Pak Presiden Abdurrahman Wahid ini beliau orang yang tidak memiliki pikiran negatif terhadap orang. Sementara kalau Paspampres harus berpikir yang terjelek. Tidak boleh ada peluang untuk risiko itu masuk," kata Chandra.

Halaman
12