Setelah kembali ke Indonesia, Aryanto terus memulai berkreasi dengan berbagai inovasi dan teknologi.
Namun Aryanto suatu ketika ditipu oleh rekan bisnisnya hingga rugi ratusan juta.
Beberapa penemuannya diklaim pihak lain dengan cara 'mencuri' formula temuannya.
Saat dirinya mulai bangkit kembali mengembangkan inovasinya dan mulai mendapatkan pesanan dengan jumlah cukup besar, Aryanto kembali mendapatkan musibah.
Rumah dan seluruh aset dan peralatan yang dia miliki terendam banjir yang melanda desanya.
Harapan Kembali Datang
Saat depresi melanda ditambah sulit mendapatkan pinjaman modal usaha dari perbankan dan kenalan, untuk memulai usaha lagi, Aryanto justru mendapat dukungan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui UlaMM.
"Sebulan setelah dana pinjaman dari UlaMM cair, klien saya dari Jerman datang serta membeli resep dari salah satu inovasi saya dengan harga Rp 1 miliar. Pembeli dari Jepang pun juga datang langsung ke rumah saya untuk membeli resep dengan harga 600 juta secara cash di tempat," ujar Aryanto.
Kini usaha Aryanto makin berkembang.
Berbekal inovasi dan keahliannya di bidang kimia, dia terus berinovasi mengembangkan produk produknya.
Dia juga menjual formula-formula temuannya ke perusahaan atau ahli kimia di luar negeri.
"Yang saya rasakan saat ini, saya seperti diberikan kelebihan khusus oleh Tuhan. Dengan mencium ataupun menjilat suatu benda atau cairan saya bisa mengetahui zat kimia apa saja yang terkandung di dalamnya," ujarnya. (*)
Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Profesor Tanpa Gelar yang Sukses Bikin Rompi Anti Peluru dari Sabut Kelapa dan Formula Bom Hidrogen