Sebuah lembaran baru bagi seluruh keluarga.
Baca: Anies Baswedan Sebut Otoritas Anggaran TGUPP Ada Pada Pemprov, Bukan Kemendragi
Sejak itu Aliyah mengajar di IKIP Bandung hingga mutasi ke IKIP Yogyakarta karena menikah dgn Ayah, Rasyid Baswedan, seorang pria dari Jogja.
Mereka berdua sama-sama dosen.
Ibu masih mengandung anak pertamanya, yaitu saya, ketika harus bolak-balik Yogya-Bandung karena sudah menikah tapi masih harus mengajar di Bandung.
Hingga kini, 52 tahun kemudian, Ibu masih mengajar, masih membimbing disertasi dan masih terus dalam berbagai kegiatan sosial & keagamaan.
Anak angkatnya, umumnya dari daerah2 yg bersekolah di Yogya.
Mereka kini ada di mana2, bahkan salah satu anak angkatnya di Sorong, Papua Barat sana membuat Masjid dan pusat kegiatan dengan dinamai: Aliyah.
Bersyukur bbrp waktu yg lalu sempat antar Ibu menengok dia, yang kini telah jadi “orang” di tanah asalnya di Papua.
Ibu adalah pendidik pertama, pendidik terutama.
Dari Ibu mengalir cinta, kasih, dan doa yg tanpa batas.
Ibu adalah contoh efek perubahan dari visi kesetaraan kesempatan dalam pendidikan.
Kakek adalah seorang yg amat sederhana, hidup di kota kecil & dingin di kaki gunung, kesehariannya adalah usaha sarung tenun tradisional di rumah.
Tidak ada banyak bacaan.
Tapi ia rutin dengarkan radio, ia dengarkan tamu2 dari jauh bertutur tentang kemajuan, ttg perubahan.
Ia berkesimpulan: perempuan harus sekolah hingga tuntas.
Itu sesungguhnya adalah kisah perubahan.
Memberikan kesempatan belajar pada perempuan memiliki dampak lintas generasi," tulisnya.
Unggahan ini pun membuat netizen terharu dan dianggap sangat menyentuh.
@fidaaulia88: Bikin haru.
@ivorygading: Menginspirasi pak.
@masboy_10: Selamat hari ibu, Bu Aliyah kangen didosenin sama ibu sehat selalu Bu aminn.
@nurnanensibee: sgt menginspirasi. (*)
Baca juga: AS Kalah Telak, Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel Batal, Begini Rinciannya