Kendati bertato, ternyata ia takut melihat darah.
"Ngeri dan tubuh saya merinding Mas. Saya takut melihat darah. Tangan ini penuh darah dan saya bersihkan ke baju sopir. Lalu saya kembali masuk mobil," ungkapnya kepada Surya.
Melihat rekannya masuk mobil, Zainal seorang diri menggelundungkan tubuh Ali ke pinggir ladang kosong.
Kesadisan Zainal berlanjut.
Ia masih menebas leher bagian depan korban sebelum ia kabur mengemudikan mobil.
Ketiga pelaku itu langsung menuju rumah tersangka lainnya, Rusdianto alias Kak Uuk (35), warga Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Bangkalan.
Pisau yang masih berlumuran darah diletakkan di jok depan sisi kiri.
Kapolres Bangkalan AKBP Anissullah M Ridha mengungkapkan, di rumah tersangka Rusdianto itulah semua rencana kasus pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan ini berawal.
"Sebelum menuju lokasi eksekusi, korban sempat mampir di Langkap (rumah Rusdianto). Karena ordernya dari Kenjeran ke Langkap," ungkap Anis didampingi Kasatreskrim AKP Anton Widodo di lokasi pra-rekontruksi.
Gelar pra-rekontruksi yang berlokasi di area persawahan itu menjadi tontonan warga.
Kendati demikian, anggota Polsek Burneh membatasi warga dengan melihat dari jarak sekitar 300 meter dari lokasi.
Sebelumnya, Sabtu (25/11/2017), rumah Rusdianto juga menjadi tempat berkumpulnya empat pelaku itu.
Lantas, sekitar pukul 15.00, tersangka Zainal berangkat seorang diri ke Surabaya mencari sasaran, mobil taksi online.
"Karena tidak punya aplikasi taksi online, ia meminta bantuan seorang ojek uber untuk memesan mobil taksi online," ujar Anis.
Seperti diketahui, Ali pamit ke keluarga dan tunagannya untuk mengantarkan penumpang.