Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Saat Muda Bondan Winarno Punya Profesi dengan Tugas Mirip James Bond

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bondan Winarno

TRIBUNWOW.COM - Presenter kuliner Bondan Haryo Winarno wafat di usia 67 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Rabu (29/11/2017) pagi.

Meninggalnya Bondan Winarno menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, kerabat dan sahabatnya.

Tak luput juga para penggemarnya yang setia menonton acara "Wisata Kuliner" yang dipandu oleh Bondan.

Begitupun netizen di dunia maya yang tak ada habisnya mengucapkan doa untuk Bondan semoga tenang di sisi-Nya.

@boponne, "Rest in Peace, @PakBondan. Always a fan of your show. You inspire me to love food and culinary. Much love, from all of us."

@elwa, "God, my food hero!
Rest in peace @PakBondan, may there be lotsa maknyus food for you up there."

@danielhyde69, "RIP Pak Bondan Winarno. Your 'maknyus' will always be a legendary quote this country ever had."

Bondan Winarno (Tribunnews)

Selamat jalan pak Bondan Winarno, Semoga tenang disisi-Nya.

Selain sebagai pembawa acara dalam program televisi "Wisata Kuliner", tak banyak yang tahu mengenai rekam jejak petualangan Bondan di masa mudanya.

Saat masih muda, Bondan Winarno ternyata adalah seorang wartawan investigasi.

Fakta tersebut diungkapkan oleh netizen di dunia maya.

@yustinus_esha, "Juli 1997, Bre-X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi buku hasil investigasi Bondan dicetak dan mulai diedarkan. #FreeportBORNEO."

@SsatrioO, "Mengenang Bondan Winarno, saya jadi ingat kasus Bre-X, beliau salah satu wartawan yang ikut melakukan investigasi “kematian” Michael de Guzman dan kebohongan tambang emas. Semuanya tertulis dalam buku 'Bre-x: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi'."

Diketahui, perusahaan Bre-X, adalah sebuah perusahaan tambang Kanada yang pernah dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat besar di Busang, Kalimantan.

Bre-X membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada Oktober 1995 mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi.

Pada mulanya sahamnya bernilai sangat kecil, namun setelah pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi pada $286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX), dengan kapitalisasi total senilai lebih dari $6 miliar dolar Kanada.

Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta ounces (6.200 ton), atau sama dengan 8% dari seluruh cadangan dunia.

Namun, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran, dan di sana tidak ada emas.

Sampel-sampel utamanya telah dipalsukan dengan menaburkannya dengan emas dari luar.
Sebuah laboratorium independen belakangan mengklaim bahwa penipuan itu telah dilakukan dengan buruk, termasuk dengan menggunakan pengerokan dari perhiasan emas.

Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak bernilai dalam skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada.

Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun sejumlah perusahaan subsidernya seperti Bro-X berlanjut hingga 2003.

April 2014, kasus Bre-X dihentikan oleh pengadilan Kanada setelah pengacara-pengacara investor yang tertipu Bre-X menghentikan tuntutannya.

Tokoh-tokoh sentral yang semula dijadikan pusat tuntutan perkara adalah David Walsh, mantar presiden direktur Bre-X yang telah meninggal di Bahama tahun 1998, dan mantan geologis Bre-X John Felderhof dan mantan istrinya, Ingrid.

Bondan Winarno ternyata turut menginvestigasi kasus skandal kebohongan potensi emas di Busang yang digembor-gemborkan oleh Bre-X dan para geolognya.

Kualitas investigasi Bondan Winardo terpampang jelas dalam buku yang ditulisnya, "Bre-X, Sebungkah Emas di kaki Pelangi".

Hal yang menarik perhatian pembaca dari investigasi Bondan adalah hasil wawancaranya dengan istri de Guzman, seorang geolog Bre-X yang sebelumnya dikabarkan tewas dalam kecelakaan helikopter menuju lokasi pertambangan.

Hasil wawancara Bondan menyebutkan, istri Guzman meyakini suaminya belum mati.

Sepuluh tahun setelah investigasi barulah terungkap bahwa De Guzman belum mati.

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)