Mahasiswa UGM Aktivis Lingkungan Hidup Perkosa 9 Remaja Pria, Begini Modusnya!

Editor: Galih Pangestu Jati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka kasus pelecehan seksual sesama jenis terhadap anak di bawah umur terungkap. Pelakunya, berbaju oranye dengan penutup kepala, merupakan aktivis lingkungan dan pemerhati anak di tanah air. Ia dikawal petugas Dit Resekrimum Polda Kaltim.

Dalam penyidikan selanjutnya, korban terus berkembang hingga 9 saksi.

Tidak menutup kemungkinan, korban terus berkembang jumlahnya.

"Korbannya adalah sesama jenis," kata Hilman.

Tidak hanya pengakuan saksi dan korban, polisi juga mengumpulkan bukti percakapan dengan pelaku, di antaranya dalam bentuk pesan-pesan dalam ponsel korban.

"Ada percakapan dengan motif pacaran dan (identik) merayu," kata Hilman.

Belum genap satu bulan sejak pengaduan, polisi akhirnya menangkap PDW di rumah kosnya di Yogyakarta.

PDW di Yogyakarta karena tengah menyelesaikan pendidikan di Universitas Gajah Mada.

"(Dari korban) sudah dilakukan sejak 2013," kata Hilman.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Kaltim, Ajun Komisaris Besar Yustiadi Gaib membenarkan bahwa PDW merupakan aktivis lingkungan yang anggotanya adalah remaja dan pelajar.

Komunitas mereka berkembang di sekolah-sekolah di tanah air.

PDW memiliki reputasi baik dan penuh prestasi sejak remaja.

"Dia juga menjabat presiden di komunitas lingkungan di mana dia ada," kata Yustiadi.

Yustiadi mengatakan, komunitas ini mengajak anak muda dan pelajar dan semakin berkembang di tanah air.

Komunitas ini mengampanyekan aksi peduli lingkungan di kalangan pelajar.

Selain itu, kata Yustiadi, PDW juga menjadi menjadi praktisi pemerhati anak.

Ia menjabat ketua umum sebuah forum yang peduli pada masa depan anak.

Sementara itu, PDW sendiri tidak bersedia berkomentar atas kasus yang menimpanya.

Ia memilih diam dan tunduk dari cecar pertanyaan wartawan. (*)

Berita ini telah diterbitkan oleh Kompas.com dengan judul "Seorang Pria Aktivis Lingkungan Ditangkap karena Perkosa 9 Remaja Laki-laki"