TRIBUNWOW.COM - Kisah tragis soal kepergian seorang balita kembali mencuat di permukaan.
Akun Facebook Birgaldo Sinaga membagikan cerita tersebut pada Kamis (2/11/2017).
Dalam postingannya, Birgaldo menyebut balita bernama Jessica asal Medan, Sumatera Utara meninggal secara tragis, Rabu (23/8/2017) lalu.
Kepergian bocah lucu itu terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan.
Yang lebih mengiris hati orangtua adalah lantaran bayi Jessica awalnya hanya ingin menjalani check up.
Sebelum Insiden Pelemparan Batu di Tol Cipali, Manajemen Persija dan Persib Sudah Beri Peringatan
Dalam postingannya, Birgaldo mengatakan bayi Jessica memang mengidap penyakit GBS (Guillain Barre Syndrome).
Penyakit tersebut menyebabkan kaki Jessica kesulitan berjalan dan sering kali kesemutan.
Namun, kondisi bocah itu dikatakan sudah lepas dari masa kritis.
Di RSUP Adam Malik, Jessica hanya perlu menjalankan check up.
Sayang, saat berada di rumah sakit tersebut, Jessica kabarnya mendapat perlakuan medis yang janggal.
Bahkan, orangtua Jessica menyebut mereka tak pernah ditanya soal persetujuan mengambil tindakan oleh dokter pada tubuh sang anak.
Lebih lanjut, dihimpun Tribunwow.com, berikut kronologi lengkap soal kejadian tersebut:
1. Sudah lewat masa kritis
Berdasarkan penuturan orangtua Jessica, bocah berusia empat tahun tersebut sudah mengunjungi M77 Clinic pada Selasa (15/8/2017).
Di sana, Jessica mendapat penanganan dari Dr. Yazid Dimyati, Sp. A(K).
3 Insiden Saling Lempar Batu Bus Persija-Persib, No 2 Buat Jokowi Kecewa
Diketahui, dari pemeriksaan dokter anak tersebut, Jessica dinyatakan sudah lewat dari masa kritis.
Jessica pun disebut akan pulih dalam waktu dekat.
Selanjutnya, Dokter Yazid menyarankan agar bocah itu dibawa ke RSUP Adam Malik.
"Yang penting kontrol dan minum obat. Pakai BPJS juga tidak mengapa", ucap Dokter Yazid serius.
Berdasarkan postingan Birgaldo, Dokter Yazid berpendapat RSUP memiliki layanan laboratorium yang baik
Dokter Yazid memberikan surat pengantar rujukan ke RS Adam Malik .
2. Aktivitas normal
Setelahnya, Jessica diketahui masih beraktivitas seperti biasa.
Senin (21/8/2017), bocah lucu itu masih berada di sekolah.
Ahok hingga Glenn Fredly Disebut Pernah Jajal Kenikmatan Sesaat di Alexis, Faktanya. . .
Dijelaskan guru dan orangtuanya, Jessica bahkan terlihat sehat-sehat saja.
"Jessica pagi itu nampak normal. Seperti biasa. Tidak ada nampak sesak nafasnya", ujar Bu Liny asisten wali kelas Jessica sebagaimana dikutip dari postingan Birgaldo.
"Jessica pagi itu diberikan tugas menulis angka huruf mandarin. Dan Jessica sama seperti teman-temannya menulis seperti yang saya ajarkan", ujar Bu Lenny, wali kelas Jessica.
Hal yang sama tentang kondisi Jessica pun diamini sang bunda.
3. Berangkat ke rumah sakit
Dua hari berselang, Jessica bersama orangtuanya kemudian pergi ke RSUP Adam Malik untuk memenuhi pemeriksaan yang dirujuk oleh Dokter Yazid.
Jessica bersama anggota keluarganya yang lain bertolak ke RSUP Adam Malik pada Rabu (23/8/2017) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Sebelum pergi ke rumah sakit, bocah tersebut pun tampak bugar seperti biasanya.
Aditya Maulana, karyawan game online milik keluarga balita Jessica bahkan menegaskan bocah tersebut tampak sehat-sehat saja.
"Saya lihat biasa saja sih Jessica. Seperti biasa aja Bang. Kalau berjalan Jessica pegang tangan ayahnya", ujar Aditya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Jessica dan keluarga tiba di RSUP Adam Malik.
Balita itu diturunkan bersama sang bunda di depan pintu Unit Gawat Darurat (UGD) RSUP Adam Malik.
Sementara sang ayah mencari parkiran mobil yang letaknya cukup jauh.
Setelahnya, Jessica tampak terduduk di ranjang rumah sakit.
4. Darah Jessica tiba-tiba diambil
Sementara sang ayah mencari lahan parkir, ibunda Jessica diminta melengkapi berkas administrasi.
Jessica pun ditunggui oleh kakek dan neneknya.
Setibanya di kamar rawat sang anak, orangtua Jessica dibuat kaget bukan main.
Dikatakan Birgaldo, hal tersebut lantaran Jessica sudah dikerumuni sejumlah perawat.
Darah bocah tersebut diambil.
Jessica merasa ketakutan sementara orangtuanya tak dimintai persetujuan saat sang anak diambil darahnya.
"Lho kenapa anakku? Apa yang terjadi? Kenapa jadi begini kondisinya? "
"Lho kenapa diambil darah anakku? " tanya ibunda Jessica.
Perawat kemudian menjelaskan darah tersebut digunakan untuk kepentingan pemeriksaan.
Darah tersebut diambil dari selakangan bocah empat tahun tersebut.
Perawat beralasan karena tak ada pembuluh darah yang tampak di pergelangan tangan sang anak.
5. Jessica kritis
Tak berapa lama setelah kejadian itu, dokter kembali memanggil orangtua Jessica.
Dijelaskan pada sang bunda, bahwa Jessica dalam kondisi kritis.
Bocah tersebut diharuskan opname serta tubuhnya dipasang infus.
"Lho kok jadi parah begini dokter. Saya bawa kemari untuk medical check up seperti rujukan Dokter Yazid," ungkap ibu Jessica sambil bergetar hatinya.
"Kondisi anak ibu kritis. Kritis," tegas dokter di rumah sakit itu seolah enggan dipertanyakan diagnosanya.
6. Minta pindah rumah sakit
Setelahnya, keluarga Jessica sempat meminta agar sang anak dipindahkan ke rumah sakit lain.
Namun ternyata, pihak RSUP Adam Malik tak menginzinkan keluarga untuk membawa bocah yang terkenal penurut itu.
Pihak rumah sakit beranggapan Jessica tengah dalam masa kritis.
"Kami tidak bisa mengizinkan anak ibu pindah rumah sakit, karena kondisinya kritis", jawab dokter Nina tegas.
Sekitar pukul 10.30 WIB di hari yang sama, tubuh Jessica kemudian dipasangi infus.
7. Mulai pulih
Sekitar pukul 11.00 WIB, Jessica kemudian sadar.
Bersama ayah dan anggota keluarganya yang lain, bocah lucu ini kembali larut dalam keceriaan.
Setelahnya, dokter anastesi kembali memanggil orangtua Jessica.
Dokter menyebut bocah lucu itu harus mendapat CVC.
"Jessica harus dilakukan CVC bu. CVC diperlukan untuk menyelamatkan Jessica. Infus biasa tidak mampu lagi", terang dokter.
"Apa itu CVC dok", tanya ibu Jessica.
Dokter Firdaus menjelaskan CVC itu adalah Central Venous Catheter. CVC prinsipnya sama dengan infus biasa.
Cuma CVC infus yang langsung dimasukkan ke pembuluh darah dekat leher.
Tak mau berdebat panjang, keluarga Jessica kemudian menyetujui usulan dokter.
8. Penanganan molor
Namun ternyata, hingga pukul 13.30 WIB, tubuh Jessica tak kunjung dipasangi CVC.
Pihak rumah sakit berdalih belum ada ukuran CVC yang cocok untuk tubuh Jessica.
"Untunglah Jessica sabar. Di pembaringan itu Jessica terus bermain dengan ayah dan ibunya.
Opungnya juga ikut membelai tangan Jessica. Jessica merasa bosan, lalu Jessica mengambil handphone ayahnya.
Ia main game sambil ayahnya bernyanyi twinkle-twinkle," tulis Birgaldo.
Sekitar empat jam berselang, Jessica baru mendapat CVC yang cocok.
Padahal, saat itu dokter sempat menyatakan agar Jessica cepat mendapat penanganan.
9. Detik-detik meninggal, kagetkan semua orang
"Pak Bu.. CVC sudah selesai kami lakukan. Jessica bisa opname di sini atau pindah rumah sakit", terang dokter.
Tak berselang lama setelah pemasangan CVC, tim medis dan keluarga justru dibuat terkejut.
Dari kamat Jessica terdengar suara kencang memanggil dokter.
Sontak dokter dan sejumlah perawat berlarian.
"Tampak dua tiga orang perawat dan dokter Sitanggang berlari ke ruang Jessica. Beberapa orang perawat mencoba menekan dada Jessica untuk memberi CPR.
Dua orang perawat membuka paksa mulut Jessica dengan alat. Mencoba memasukkan selang.
Saking paniknya tiga buah gigi atas Jessica patah. Ibu Jessica menjerit. Lalu berlari keluar memanggil keluarganya yang lain," kata Birgaldo.
Sayang, nyawa bocah lucu yang terkenal sangat religius itu sudah tak bisa tertolong.
Air mata tak berhenti mengalir dari pelupuk ibundanya.
Orangtua Jessica pun sempat ngotot membawa jasad anaknya ke rumah sakit lain.
Namun hasilnya sama, Jessica sudah tak lagi bernyawa.
"Maaf bu.. Anak ibu sudah meninggal dari tadi bu. Tubuhnya sudah dingin dan kaku. Tidak ada lagi detak jantungnya", ujar dokter jaga RS Columbia geleng-geleng kepala.
"Tolong selamatkan anak saya dokter.. Tolonnng.. Tolonnng dokter", pinta Ibu Jessica sambil menyembah-nyembah dengan sepuluh jarinya. (Tribunwow.com/Dhika Intan)