Pencekalan di AS Bukan Masalah Sepele, Panglima TNI 'Disandingkan' dengan Pelaku Kejahatan

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI. Jendral TNI. Gatot Nurmantyo

"Seperti yang kita ketahui Militer sangatlah disiplin, tidak mungkin kedatangan Panglima tidak diketahui dan juga menggunakan alasan administratif," kata dia.

Di sisi lain, Pemerintah Amerika memang melarang sejumlah pihak memasuki negaranya.

Hal tersebut lantaran alasan-alasan tertentu.

Seperti dikutip Tribunnews dari laman cbp.gov, tiga kelompok orang yang sangat dilarang masuk ke Amerika adalah mereka yang pernah bekerja secara ilegal di AS, orang yang terlibat organisasi teroris hingga mereka yang terinfeksi penyakit.

Anak Ahok Unggah Video Pilu Kolase Kenangan Ayahnya dan Fakta Persidangan, Isi Videonya Bikin Nangis

Selain itu, Pemerintah AS juga melarang masuk orang-orang yang pernah divonis bersalah dalam kasus kejahatan moral.

Bagi turis, Pemerintah AS tegas mengatakan kelompok ini tak boleh mencari pekerjaan selama tinggal di negara tersebut.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada saat Upacara Penerimaan Purna Tugas Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-C/MINUSCA CAR (Center Africa Republic), di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (6/9/2017). (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI/Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto)

Turis juga diwajibkan memiliki uang dalam jumlah cukup, sehingga mampu memenui segala kebutuhan hidupnya, selama berada di AS.

Nasib Pilu Bocah 4 Tahun yang Dibuang di Pasar Rebo, Sejumlah Orang Kini Ngaku Orangtuanya

Lantas, apakah Jenderal Gatot termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut sehingga dilarang masuk ke Amerika Serikat?

Dijelaskan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, hingga saat ini pihaknya masih menunggu penjelasan dari Pemerintah Amerika Serikat.

"Kita sedang minta klarifikasi dari pihak Amerika Serikat. Saya sudah koordinasi dengan menteri luar negeri, menteri luar negeri sudah memberikan surat permintaan klarifikasi, apa sebabnya, dan masih kita tunggu (balasannya)," ujar Wiranto kepada wartawan di hotel Kartika Candar, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2017). (Tribunwow.com/Dhika Intan)