Secara blak-blakan, sebagai lanjutan jawabannya, Quraish menjelaskan.
"Suatu ketika mereka akan sadar bahwa saya, salah satu tuduhan bahwa saya bukan Syiah. Saya tidak berkata saya bukan Syiah karena beranggapan bahwa Syiah itu keluar dari Islam."
"Syiah itu bermacam-macam, tetapi apa yang banyak sekarang terjadi di Iran, di Irak, di Yaman, dan sebagainya itu memang berbeda dengan Ahlu Sunna Waljama’a, tetapi tidak menjadikan mereka keluar dari Islam."
"Banyak orang yang menuduh Syiah itu, misalnya dengan berkata saya Syiah, padahal dia tidak tahu Syiah. Dia tidak tahu apa yang membedakan seorang Sunni dan seorang Syiah."
"Seorang yang mencintai kata-kaya Syekh Abdel-Halim Mahmoud, Grand Syekh Al Azhar, maha guru yang dinamai Al Ghazali abad 20. Beliau berkata, seorang yang lebih mencintai Ali bin Abi Thalib daripada Abu Bakar, itu belum tentu Syiah."
"Syiah itu adalah yang mengakui bahwa Nabi menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah, bukan Abu Bakar. Itu Syiah dan saya tidak seperti itu."
"Saya selalu kalau menyebut nama Sayyidina Abu Bakar selalu saya dahulukan dengan kata Sayyidina, junjungan kami. Jadi ini orang tidak mengerti."
"Nah, orang yang picik dan tidak mengerti, oleh Alquran dinyatakan 'Iza khataba humul jahiluuna qaluu salama’. Apabila disapa oleh orang-orang yang picik, mereka berkata 'selamat tinggal, mari kita damai, silakan jalan sendiri, saya juga jalan di jalan saya’."
"Saya kira itu, ya. Jadi, sedih sih sedih, tapi tidak usah menjawab dengan kasar, tidak usah memaki. Berdoalah mudah-mudahan suatu ketika mereka akan mengetahui."
Nana kemudian mempertegas jawaban bagaimana menyikapi para pem-bully.
“Jadi justru didoakan," kata Nana.
Lanjut Quraish berkata, "Harus didoakan. 'Allahummahdi qaumi fainnahum la ya'lamun', itu doanya."
Nana bertanya, "Apa artinya?"
"Ya Allah, berilah petunjuk kaumku karena mereka tidak tahu," kata Quraish menjawab.
Inilah akhir tanya jawab tersebut.