Dari periode ini terjadi dua kali gempa yang dirasakan dengan skala IV MMI.
7. Pukul 12.00-18.00 Wita terjadi 146 gempa vulkanik dalam, 76 vulkanik dangkal, dan 22 gempa teknonik lokal. Sedikit menurun dibanding pada periode 12 jam sebelumnya.
8. Namun terjadi peningkatan gempa yang dirasakan di Pos Pengamatan PVMBG.
9. Pada Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 13.00 Wita terjadi gempa yang getarannya cukup terasa, berkekuatan 3,2 skala ricther.
Indikasi Letusan Gunung Agung Sudah Tampak, Begini Puncaknya Jika Dilihat di Pencitraan Satelit 3D!
Itu menunjukkan energi di dalam Gunung Agung semakin besar, dan mungkin penutupnya atau berupa lapisan permukaan Gunung Agung ini semakin lemah dengan adanya tekanan dari dalam.
"Terjadi empat kali gempa terasa dengan skala III sampai IV MMI," papar Suantika.
Menurut Kepala PVMBG, Kasbani, MMI adalah skala untuk mengukur intensitas gempa.
Skala ini menggambarkan efek yang dirasakan dari suatu gempa dari tempat yang kita rasakan.
"Skala MMI itu goncangan dan dampak gempa di tempat kejadian di mana kita berada. Saya berada di tempat pos pengamatan, sedangkan orang lain ada di tempat lain, skala MMI-nya berbeda," terang Kasbani, kemarin.
Untuk data skala MMI dari PVMBG berdasarkan apa yang dirasakan di Pos Pengamatan Desa Rendang.
Dijelaskan Kasbani, skala MMI dibagi 12 tingkatan dari I sampai yang paling parah yaitu skala XII.
Adapun aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak Sabtu (23/9) hingga Minggu (24/9/2017) masih fluktuatif.
"Tapi gempa vulkanik dangkal mulai meningkat perlahan. Artinya sumber tekanan seandainya terjadi letusan akan semakin dangkal," jelas Suantika.
Pada Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 13.00 Wita terjadi gempa yang getarannya cukup terasa.