"Masyarakat Bali mari berkaca dari kasus Mbah Marijan saat Gunung Merapi meletus waktu pemerintah mengimbau dia untuk turun, tetapi tidak diindahkan karena belum mendapat wangsit," kata Indra di Denpasar, Senin (18/9/2017).
Imbauan ini pun juga tidak lepas dari banyaknya warga sekitar lereng Gunung Agung yang meninggal pada erupsi tahun 1963.
Saat itu, warga di sejumlah desa meyakini awan panas yang turun dari lereng Gunung Agung adalah Ida Batara yang menjaga Gunung Agung.
6 OOTD Variasi Kemeja Flanel Ini Cocok Untukmu yang Nggak Mau Ribet!
Bukannya menghindari awan panas, warga malah justru menyambutnya dengan tetabuhan gamelan.
"Pemahaman seperti itu sekarang dikesampingkan dulu. Bukan tidak percaya hal-hal spiritual, tapi tak boleh kesampingkan kajian dan pengukuran ilmiah modern," kata Indra.
Menurutnya, Gunung Agung secara kasat mata bersandar pada ilmu pengetahuan.
Sementara, hal-hal di luar itu seperti wangsit atau mimpi sulit digambarkan dan dibuktikan kebenarannya.
Ada Obat Lawan Kanker yang Sudah Disetujui FDA, Harganya Bikin Syok!
"Kami mengimbau agar warga mendengarkan arahan pemerintah," kata Indra.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi telah menaikkan status Gunung Agung dari level normal ke level II (Waspada) mulai Kamis (14/9/2017).
Status ini diberlakukan berdasarkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung Agung. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)