TRIBUNWOW.COM - Memberikan susu formula atau bahkan ASI dengan botol minum alias dot mungkin sudah biasa bagi banyak orang tua Indonesia.
Saking biasanya, orang tua tak sadar risiko tersembunyi dari cara tersebut.
Prof. drg. Anton Rahardjo, Ph.D, guru besar Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia mengatakan, pemberian susu dengan dot berpotensi memicu lubang gigi yang akan mempengaruhi masa depan anak.
"Sebab bila anak ngedot itu kan diemut, akibatnya anak kontak dengan susu lebih lama dibandingkan dengan gelas atau sedotan," kata Anton.
Dampak bisa lebih parah jika susu yang diberikan adalah susu formula.
Sebabnya, susu formula mengandung lebih banyak gula.
Ternyata Nonton Film Sadis Bisa Tumbuhkan Sifat Psikopatik Pada Anak
Kebiasaan memberikan dot saat bayi akan tertidur juga meningkatkan risiko gigi berlubang.
Kontak antara susu dengan gigi akan lebih lama lagi.
Ketika susu kontak dengan gigi, maka akan ada akumulasi gula di mulut.
Ini akan memicu aktivitas bakteri yang bakal membuat mulut lebih asam.
Sebenarnya, mulut punya ludah yang berfungsi menetralisir lingkungan.
Namun, fungsi ludah jadi kurang maksimal jika kontak gula dengan gigi sangat lama.
Lingkungan mulut yang asam akan memicu demineralisasi. Kalsium fosfat yang merupakan komponen gigi akan larut.
"Lubang gigi terjadi karena waktu demineralisasinya terlalu lama," kata Anton dalam pengukuhannya sebagai guru besar," Rabu (6/9/2017) di Depok.