Tarsa menempati tanah pengembang setelah diizinkan oleh pemilik tanah.
“Tos dua tahun calik didieu (Sudah dua tahun tinggal disini),” ungkapnya.
Belum lama ini, salah satu komunitas di Bandung melihat kondisi Tarsa.
Mereka pun mengumpulkan dana untuk membangun rumah yang layak.
Namun mereka terbentur dengan status tanah yang bukan miliknya.
Mendengar hal tersebut, Dedi berupaya membantunya.
Ia mengontak kuasa pemilik tanah dan berniat menyewa lahan selama lima tahun atau mencari solusi lainnya.
Untuk sementara, dia memberikan bantuan uang kepada Tarsa.
Tarsa sendiri enggan tinggal di rumah susun yang baru-baru ini ditawarkan Pemkot Bandung.
“Baru sekarang ini ada bantuan. Sebelumnya tidak ada,” ucap Eulis.
Eulis menjelaskan, Tarsa merupakan warga asli Bandung.
Dari KTP nya, Tarsa tercatat warga Gg Ibu Iwih, RT/RW: 008/003, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Kondisi Tarsa pun tidak terlalu sehat. Dia memiliki penyakit yang dia tidak diketahui namanya. Bermula dari kesemutan di bagian leher. Lama kelamaan, lehernya bengkok ke sebelah kiri hingga sekarang. (Kompas.com/Putra Prima Perdana)
Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul: Kisah Abah Tarsa Hidup Sebatang Kara di Gubuk dengan Leher Bengkok