Menurut dokter, jumlah penderitanya kini bisa mencapai 50 juta orang di seluruh dunia.
Kendati demikian, kondisi tersebut tidak mudah diterima oleh Mariah.
"Itu sulit, awalnya saya menyangkal dan berusaha tidak memikirkannya."
"Tapi ketika beranjak remaja, saya merasa harus menyesuaikan diri. Saya merasa berbeda dengan yang lain. Saya tidak pernah merasa cantik," tutur Mariah menceritakan kesedihannya saat itu.
Seiring berjalannya waktu, bercak itu semakin melebar, bahkan muncul di area tubuh Mariah yang lain.
Benarkah Makan Torpedo Kambing Meningkatkan Gairah Seksual?
Remaja ini merasa semakin tidak percaya diri dengan kondisinya yang demikian hingga kemudian memutuskan menyembunyikan kulitnya menggunakan make-up.
"Saya harus menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk berdandan, mamastikan setiap bagian wajah saya tertutup dan berusaha terlihat senatural mungkin," kata Mariah.
"Saya tidak akan membiarkan orang lain melihat saya tanpa make-up, kecuali keluarga," lanjutnya.
Bahkan ketika menginap di rumah seorang teman, Mariah terpaksa tidur lebih cepat dan bangun lebih awal sebelum seseorang menyentuh polesan di wajahnya.
Lama kelamaan, dia merasa risih dengan penampilannya yang tidak wajar.
Bagaimana tidak, di kelasnya, Mariah adalah satu-satunya wanita yang memakai make-up tebal.
Namun, ia masih tak percaya diri dengan kondisnya, apalagi jika berada di dekat laki-laki.
"Saya selalu teringat dengan kondisi saya ketika berada di dekat laki-laki dan itu membuat saya menjauh dari mereka."
"Saya bahkan tidak bisa memeluk orang, tidak ada yang bisa menyentuh saya. Saya sangat takut make-up saya rusak," tutur Mariah.