Kisah Sedih 2 Korban First Travel, Tukang Pijat Rela Menabung 5 Tahun dan Ada yang Sampai Meninggal!

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua korban calon jemaah First Travel.

Arifin dan Supriatin harus membayar uang mengontrak rumah sebesar Rp 7 juta per tahun.

Miliarder Jack Ma Beber Tiga Rahasia yang Bikin Seseorang Sukses dan Kaya Raya

Supriatin kini hanya bisa berharap bisa segera diberangkatkan umrah oleh First Travel, atau uangnya dikembalikan.

2. Rokayah - Seorang warga biasa

Rokayah, korban First Travel yang meninggal dunia. (Kompas.tv)

Kembali melansir dari Tribunnews.com, Rokayah (67) seorang warga Kampung Tegal Jambu Desa Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat meninggal dunia pada Kamis (24/8/2017), setelah selama kurang lebih 8 hari dirawat di RS Intan Husada Garut.

Ia juga seorang korban agen perjalanan First Travel.

Berdasarkan keterangan dari keluarga, Rokayah sakit lantaran menanggung malu setelah First Travel memberangkatkan dirinya umrah.

Namun, berdasarkan diagnosa dokter, Rokayah menderita penyakit jantung.

Blak-Blakan soal Tinggi dan Berat Badannya, Nikita Willy Langsung Dapat Pujian dari Artis Ini

"Ada rasa malu sama tetangga karena batal berangkat umrah, apalagi sudah sempat melaksanakan walimatus safar (syukuran) sebelum berangkat," ujar Rahmat Rosadi (44) anak keempat Rokayah saat ditemui di rumah duka, Sabtu (26/8/2017).

Rosadi pun menjelaskan bahwa sang ibu mendaftar umrah di First Travel melalui dirinya pada tahun 2015.

Sang ibu didaftarkan bersama dirinya dan di keluarganya sendiri ada 8 orang yang batal berangkat umrah karena kasus First Travel ini.

"Dijanjikan berangkat sebelum puasa tahun ini, kemudian jadwalnya dimajukan dua hari, namun H-2 keberangkatan tiba-tiba ada pembatalan," katanya.

Millendaru Ulang Tahun, Netter Malah Soroti Bentuk Kuenya yang Mirip Payudara

Bahkan, sebelum berangkat umrah, ibu Rosadi ini sempat melakukan selamatan di rumah dan langsung berangkat ke rumahnya di Jakarta untuk menunggu pemberangkatan.

Halaman
1234