Meski kondisi jalanan sudah berlumpur, langkah gerak jalan tidak terasa berat.
31 orang pembawa bendera itu tetap melangkah tegak dan tidak ada yang merasa lelah atau masuk angin.
“Kami sudah latihan selama 14 hari. Waktu latihan tidak ada jalanan yang becek karena tidak hujan. Nah, waktu hari H malah hujan, tapi kami tidak ada halangan sama sekali. Tidak ada yang sakit atau mengeluh. Hanya saja waktu gerak jalan, lumpurnya ke mana-mana,” kata siswi SMAN 1 Sebulu itu.
Kenakan Tas Mewah Saat HUT RI di Istana Negara, Putri Jokowi Dicibir Netizen
Alya menyebutkan, semangat juang kemerdekaan RI membawa rasa nasionalisme yang kuat untuk semua peserta upacara.
Tangis haru yang pecah bukan karena sedih dengan kondisi alam yang tak bersahabat, melainkan tangisan kemenangan.
“Kami bangga bisa melaksanakan tugas dengan lancar. Hujan, gerimis atau becek berlumpur bukan halangan untuk kami mengibarkan bendera kebangsaan Indonesia dari pedalaman Kutai Kartanegara,” katanya.
Sementara itu, Camat Sebulu, Mochfizar mengapresiasi semangat pasukan pengibar bendera.
Dia mengaku bangga, lantaran semangat juang anak-anak Kecamatan sebulu tidak kalah dengan Paskibra di istana negara.
Langka dan Unik, Anak-Ibu Ini Sama-sama Lahir di Tanggal 17 Agustus
“Ini semangat NKRI, memang anak-anak sudah kita persiapkan dengan matang. Fokus pengibaran bendera ini merupakan tugas dan amana bela negara. Mereka menjalankannya dengan semangat nasionalis tanpa mempedulikan rintangan hujan dan becek,” katanya kepada Kompas.com.
Menurut dia, kondisi lapangan yang becek dan berlumpur adalah faktor alam yang tidak bisa dihindari.
Lapangan Kuning sejatinya adalah lapangan sepak bola yang berumput.
Namun di sisi luar dekat tiang bendera, tidak ditumbuhi rumput. Sehingga jika hujan, tanah liatnya akan berlumpur.
“Itu lapangan bola. Pasti ada rumputnya, tapi di sisi agak luar memang rumputnya tidak tumbuh, dan itu tanahnya liat. Tapi tidak apa-apa, momen pengibaran bendera kemarin sangat membanggakan,” ucap dia. (Kompas.com/Gusti Nara)
Berita ini telah diterbitkan Kompas.com dengan judul "Kisah di Balik Viral Paskibra yang Tetap Bertugas di Lapangan Berlumpu"