Jokowi Soroti 4 Hal dalam Simposium MK di Solo, Satu Soal Dirinya yang Dibilang Diktator

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan Simposium Internasional Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia atau The Association of Asian Constitutional Court and Equivalent Institusions (AACC) di UNS, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017). Pertemuan yang dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Institusi sejenis se-Asia dari 13 negara anggota AACC dan tujuh negara sahabat Eropa-Afrika tersebut mengangkat tema Mahkamah Konstitusi sebagai Penjaga Ideologi dan Demokr

2. "Dulu disebut ndeso dan klemar klemer, kini diktator"

Presiden rupanya ingin menekankan tentang tidak adanya kekuasaan yang otoriter di Indonesia.

Mantan Wali Kota Solo itu bahkan menyebut hal yang sama dua kali.

Berkaitan dengan hal tersebut, Jokowi lantas merasa heran jika dirinya disebut sebagai pemerintah yang otoriter.

Jokowi: Patut Bersyukur, Indonesia Nomor 3 Negara dengan Pertumbuhan Perekonomian Terbaik

Ia bahkan mengaku tak habis pikir dengan tuduhan seperti itu.

Pembukaan AACC di UNS oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Rabu (9/8/2017). (TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO)

"Awal-awal kan banyak yang menyampaikan, saya Presiden 'ndeso', Presiden tidak tegas, klemar-klemer," ujar Jokowi seperti dikutip dari Kompas.com.

"Eh begitu kami menegakkan undang-undang, malah balik lagi. Loncat menjadi otoriter, diktator. Yang benar yang mana? Yang klemar-klemer, yang ndeso atau yang diktator dan otoriter?" kata dia.

Sempat Geger Garuda Gagal Terbang dari Ngurah Rai Karena Jokowi di Medsos, Begini Bantahan Istana!

3. Pengaruh generasi millenial di era pemerintahan sekarang

Masih berkaitan dengan konstitusi, Presiden Jokowi kemudian menjelaskan cara berkonstitusi harusnya ideal dengan perkembangan zaman.

"Tantangan dalam berkonstitusi tidak sepenuhnya mudah," ujar Jokowi.

Di era sekarang misalnya, tantangan berkonstitusi pun menjadi semakin berat dengan adanya generasi millenial.

Paspampres Asal Bali Bunuh Diri Sebulan Jelang Pernikahan, Hal Klise di No 3 Ini Jadi Alasannya?

"Sekarang anak-anak milenial (generasi Y) punya cara pikir berbeda dengan generasi sebelumnya. Tantangannya, bagaimana membuat nilai dan semangat konstitusi dipahami generasi muda," tambahnya seperti dilansir Kompas.com.

Halaman
123