2. "Dulu disebut ndeso dan klemar klemer, kini diktator"
Presiden rupanya ingin menekankan tentang tidak adanya kekuasaan yang otoriter di Indonesia.
Mantan Wali Kota Solo itu bahkan menyebut hal yang sama dua kali.
Berkaitan dengan hal tersebut, Jokowi lantas merasa heran jika dirinya disebut sebagai pemerintah yang otoriter.
• Jokowi: Patut Bersyukur, Indonesia Nomor 3 Negara dengan Pertumbuhan Perekonomian Terbaik
Ia bahkan mengaku tak habis pikir dengan tuduhan seperti itu.
"Awal-awal kan banyak yang menyampaikan, saya Presiden 'ndeso', Presiden tidak tegas, klemar-klemer," ujar Jokowi seperti dikutip dari Kompas.com.
"Eh begitu kami menegakkan undang-undang, malah balik lagi. Loncat menjadi otoriter, diktator. Yang benar yang mana? Yang klemar-klemer, yang ndeso atau yang diktator dan otoriter?" kata dia.
• Sempat Geger Garuda Gagal Terbang dari Ngurah Rai Karena Jokowi di Medsos, Begini Bantahan Istana!
3. Pengaruh generasi millenial di era pemerintahan sekarang
Masih berkaitan dengan konstitusi, Presiden Jokowi kemudian menjelaskan cara berkonstitusi harusnya ideal dengan perkembangan zaman.
"Tantangan dalam berkonstitusi tidak sepenuhnya mudah," ujar Jokowi.
Di era sekarang misalnya, tantangan berkonstitusi pun menjadi semakin berat dengan adanya generasi millenial.
• Paspampres Asal Bali Bunuh Diri Sebulan Jelang Pernikahan, Hal Klise di No 3 Ini Jadi Alasannya?
"Sekarang anak-anak milenial (generasi Y) punya cara pikir berbeda dengan generasi sebelumnya. Tantangannya, bagaimana membuat nilai dan semangat konstitusi dipahami generasi muda," tambahnya seperti dilansir Kompas.com.