Novel itu sendiri berkisah tentang masa keruntuhan dinasti Han saat tiga kerajaan Wei, Shu, dan Wu berebut kekuasaan.
"Terakhir saya bertemu Ahok hari Jumat tanggal 5 kemarin. Banyak bercerita tentang baca buku Sam Kok China yang terkenal itu," kata I Wayan Sudirta, di Denpasar, Bali, Minggu (6/8/2017).
Viral Kisah Haru Suami Meninggal Karena Kanker Lidah, Yuk Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Wayan menjelaskan bahwa Ahok tertarik membaca buku tersebut lantaran berbicara soal teori kekuasaan.
Mengapa kekuasaan tersebut harus diturunkan atau kekuasaan tidak harus diturunkan.
Buku tersebut turut mengisahkan bagaimana peran perdana menteri lebih besar dari kaisar.
Tak hanya membaca buku 'Sam Kok', buku-buku lain pun juga dibaca Ahok seperti karya Nurcholis Majid.
Fakta-fakta soal Kabar Ashanty Keguguran, Postingan Aurel hingga Jawaban Anang Hermansyah
"Bacaannya ya banyak sekali, saya tidak ingat semuanya. Selama di penjara Ahok juga aktif menulis kisah selama berada di balik jeruji besi. Belum dirampungkan jadi buku," kata Wayan.
Wayan juga menjelaskan bahwa kini Ahok enggan membicarakan soal kondisi politik nasional dengan orang-orang yang menjenguknya.
"Ketawa-ketawa saja ya, kalau bicara politik dia tidak mau. Soal kesaksian di Bandung gak mau (dalam kasus dengan terdakwa Buni Yani). Begitu juga soal simpang Semanggi dia tidak mau ngomong," kata Wayan.
6 Kebiasaan Bikin Awet Muda, Nomor 4 Jangan Keseringan Main Gadget!
Ahok kini lebih banyak mendengar dan irit bicara
Saat tim kuasa Ahok menjenguk kliennya tersebut pada Jumat (4/8/2017), mereka membicarakan topik ringan dengan Ahok.
"Pak Ahok sekarang sudah nambah lagi yang dipelajari, yaitu belajar mengolah pikiran, perasaan, dan pengalaman. Banyak mendengar, sedikit bicara," kata seorang anggota tim kuasa hukum Ahok, Teguh Samudera, saat dilansir dari Kompas.com.