Terungkap! 93 WNA Penipu Siber Masuk dan Keluar Indonesia Pakai Cara 'Tak Biasa' Ini

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WNA dikumpulkan di halaman rumah Graha Famili Surabaya Blok N1, Minggu (30/7/2017) pagi.

TRIBUNWOW.COM - Sekitar 93 Warga Negara Asing diringkus di perumahan Graha Famili Surabaya pada Sabtu (29/7/2017) malam.

Mereka diketahui merupakan komplotan penipu berjaringan internasional.

Adapun, modus penipuan yang mereka lakukan adalah pemerasan melalui telepon kepada korban yang tinggal di Tiongkok.

5 Rahasia Roti Bebas Jamur dan Tak Berubah Tekstur Disimpan Berhari-hari, No 4 Gampang Banget!

Dari 93 WNA tersebut, ada 1 orang yang berasal dari Malaysia.

Sementara itu, dari jumlah tersebut diketahui 26 diantaranya adalah perempuan.

Para WNA dikumpulkan di sebuah Rumah Graha Famili N1 Surabaya, Sabtu (29/7/2017) malam (Surya Online/Fatkhul Alami)

Tak tanggung-tanggung, warga negara asing tersebut melakukan tindak penipuan selama dua bulan hingga mendapat keuntungan amat banyak.

Suami Bunuh Diri, Pasangan Pasutri Asal Sleman Diduga Alami Hal Ini Sebelum Tewas

"Di Surabaya ada empat rumah yang kami grebek, jadi nilai penipuan mencapai Rp 2,4 triliun," terang AKBP Susatyo Purnomo Condro dari Satgas Khusus Bareskrim Mabes Polri, Sabtu (29/7/2017) malam, seperti dikutip dari Tribunnews.

Para WNA wanita yang diamankan di empat rumah di Graha Famili Surabaya sebelum diterbangkan ke Jakarta, Minggu (30/7/2027) (surya/fatkhul alamy)

Sehari setelah penggerebekan 93 WNA tersebut, fakta baru pun terungkap.

Diketahui, warga yang terlibat dalam penipuan online tersebut masuk ke Surabaya melalui jalur yang tak biasa.

Waspada Modus Kejahatan Baru, Lebih Baik Bawa Helm Saat Masuk Ruang ATM Karena Alasan Ini!

Mereka masuk secara illegal dan menyalahi aturan imigrasi Indonesia.

Petugas menemukan barang bukti peralatan IT di sebuah rumah kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7/2017). Barang-barang tersebut diduga menjadi alat untuk melancarkan aksi kejahatan siber sindikat internasional asal China. (Tribunnews.com/Abdul Qodir)

Hal ini diketahui dari data yang diperoleh Satgas Khusus Bareskrim Mabes Polri dari pihak imigrasi.

"Semalam kami sudah melakukan pendataan dengan pihak imigrasi. Tidak semua pegang paspor, hanya sekitar 20 persen atau 19 orang yang ada paspornya," terang AKBP Susatyo Purnomo Condro, Satgas Khusus Bareskrim Mabes Polri, Minggu (30/7/2017), sebagaimana dikutip dari Surya.

Halaman
12