Jika mau masak di dapur atau menggunakan kamar mandi, Victor sekeluarga harus meminjam di tetangga.
“Ini tak mudah. Apalagi ketika hujan,” kata Victor.
“Anak perempuan kami terus bertanya kapan dia dapat kamar sendiri dan kami tak tahu harus jawab apa,” Nicole menambahkan.
Gaji tinggi, tuntutan hidup lebih tinggi
Bekerja di Facebook merupakan sesuatu yang bergengsi dan barangkali bikin orang-orang iri.
Jika dibandingkan dengan tempat lain, pendapatan Nicole dan Victor sebagai pegawai kafetaria sebenarnya cukup tinggi.
Nicole mendapat 19,85 dollar AS (Rp 264.000-an) per jam sebagai kepala shift. Sementara Victor mendapat 17,85 dollar AS (Rp 238.000-an) per jam sebagai pegawai kafetaria biasa.
Angka itu sedikit lebih tinggi ketimbang standar upah minimum untuk pegawai kontraktor sebesar 15 dollar AS atau senilai Rp 200.000.
Perlu dicatat, pegawai di kafetaria Facebook disebut sebagai pegawai kontraktor.
Kakek 102 Tahun Penjual Abu Gosok Bikin Penonton Hitam Putih Nangis
Pasalnya, mereka tak langsung bekerja di bawah naungan Facebook melainkan untuk pihak ketiga yang bermitra dengan Facebook.
Dalam kasus Nicole dan Victor, mereka bekerja untuk perusahaan bernama Flagship Facility Service.
Terlepas dari itu dan tingginya gaji Nicole dan Victor dari standar upah minimum, mereka toh tetap tak mampu hidup layak.
Pasalnya, Menlo Park adalah area “mahal” di mana standar hidup orang-orangnya sangat tinggi.
Rambut Gondrong Gimbal Mirip Preman, Suara Cupink Topan saat Jadi Imam Salat Bikin Melongo