Kasihan! Pasutri Harus Tarik Gerobak Puluhan Kilometer, Lihat Isi Gerobaknya Bikin Syok

Editor: Tinwarotul Fatonah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gupriyadi dan Istri

"Anak pertama saya 'Tegar' saya titip dengan tetangga, kalau yang kecil terpaksa kami bawa karena tidak enak kalau menitipkan kedua - duanya," jelasnya.

Gupriyadi dan istrinya Sri Anjani biasanya saling bekerja sama demi memberi makan anak-anaknya.

Tak tanggung-tanggung jarak tempuh ia dan istrinya menorong gerobak besar bisa mencapai puluhan kilo.

"Biasanya kami keluar sore sekitar jam 17.00 - 00.00 dengan bantuan istri langsung menarik gerobak menjelajahi jalanan kota palembang," terangnya.

Bahkan ia istrinya pernah berjalan sambil mendorong gerobak dari rumahnya sampai KM 12 dan Kenten Laut.

Jarak yang sangat jauh, untuk pejalan kaki ditambah lagi sambil menarik dan menorong gerobak yang sangat besar serta bermuatan.

Viral! Anak SD Curhat ke Presiden Jokowi Gara-gara Gagal Ikuti Olimpiade Internasional di Singapura

Demi menyekolahkan sang buah hati, Gupriyadi rela menyembunyikan rasa lelahnya.

"Kalau lelah iya harus ditahan, kasian anak-anak kalau saya hanya diam di rumah saja, mereka bisa-bisa tidak makan," tuturnya.

Plastik yang didapatnya sendiri dijual di penampungan barang bekas, untuk 1 kilo plastik dihargai Rp1.000 dan untuk besi sedikit lebih tinggi.

Tentu harga tersebut sangat tidak sebanding dengan kelelahan Gupriyadi.

Dalam sehari Gupriyadi bisa mendapatkan uang sebesar Rp50.000 jika sedang mendapatkan banyak plastik.

Gupriyadi (Tribun Sumsel)

"Kalau sedang banyak bisa dapat Rp 50.000 ribu, tetapi biasanya hanya Rp 25 ribu saja sehari.

Penghasilan yang sangat kecil dan tak sebanding dengan pengeluaran membuat Gupriyadi harus lebih sering harus memakan nasi dengan lauk sayur kangkung.

Sayur kangkung itu juga didapatnya dari kebun milik tetangganya.

Halaman
123