Ngeri! Ternyata Begini Rasanya Gantung Diri!

Editor: Galih Pangestu Jati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Saraf ini terletak dari otak, tenggorokan, dada, paru-paru, jantung, lambung, otot perut dan berbagai organ lain.

Kerusakan pada saraf ini berakibat fatal terhadap kinerja otak dan organ-organ penting seperti paru dan jantung.

Sekarang secara refleks tubuh kita akan kejang dan meronta-ronta, berayun kian kemari, tangan otomatis berusaha melepas tali yang mencekik leher.

Semakin lama, gerakan meronta tersebut mengakibatkan patahnya tulang leher (di pangkal batang otak) dan menyebabkan pendarahan di otak serta putusnya saraf ke otak. Jika tali tidak bagus, ada kemungkinan putus.

Pandangan mulai kabur, kepanikan sudah tak bisa diungkapkan, kontraksi diafragma semakin menjadi.

Diafragma yang overkontraksi ini pula yang menyebabkan banyak pelaku gantung diri mengeluarkan sperma bahkan feses dari duburnya.

Gerakan kita perlahan akan lumpuh karena otak sudah tidak dapat mengontrol dengan baik.

Dalam hitungan detik kesadaran kita akan menghilang, dan setelah itu ajal menjemput.

Sudah terbayangkan?

Jadi, janganlah melakukan bunuh diri dengan menggantung.

Cukup Nicolae Minovici (1868-1941) saja yang mencoba merasakan proses kematian akibat gantung diri.

Nicolae Minovici (Intisari)

Profesor sains forensik yang bekerja di State School of Science di Bucharest , Polandia ini melakukan gantung diri agar tahu bagaimana rasanya gantung diri itu.

Kabarnya, pada percobaan ketiganya dia merasakan sakit yang teramat sangat pada lehernya dan akhirnya kapok. (Intisari/Agus Surono)

Berita ini telah diterbitkan Intisari dengan judul "Chester Bennington Gantung Diri: Begini Rasanya Menggantung Diri"