Penyerangan di Mapolda Sumut

Firasat-firasat sebelum Aiptu Martua Sigalingging Tewas dalam Penyerangan Mapolda Sumut

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Sumut, Irjen Rycko Amelza Dahniel bersama Waka Polda, Brigjen Agus memberangakatkan Ipda (anumerta) Martua Sigalingging di kamar jenazah RS Bhayangkara Poldan Sumut, Minggu (25/6/2017)

Hingga pada malam kejadian pun, ia mengaku tidak bisa tidur hingga pagi menjelang.

"Dung na mulak sian Medan i, nga asing panghilalaanhu. Nabodari pe dang boi modom be ahu. (Sejak pulang dari Medan aku sudah gelisah. Bahkan, tadi malam pun enggak bisa lagi aku tidur)," ujarnya.

Diketahui Aiptu Martua sudah 1,5 tahun bertugas di Polda Sumut. Sebelumnya, mendiang sempat mengabdi di Tapanuli Selatan (Tapsel).

Namun, sejak 2015 ia pindah tugas.

Mianna boru Manalu (48), istri Aiptu Martua Sigalingging, di rumah duka di Desa Silandit, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Senin (26/6/2017) Pukul 01.00 WIB (Tribun Medan/Arjuna Bakkara)

Sementara, Mega Cristin Sigalingging, sang putri juga menceritakan firasat kepergian sang ayahnya.

Selama dua hari, tepatnya 22-23 Juni 2017, ia mendapatkan omelan dari ayahnya.

Ia sempat berjanji untuk menelepon sang ayah, namun karena tertunda, ayahnya merajuk.

Sejak itu pun, ia merasa rindu berat kepada ayahnya.

"Bapak bilang gini. Kek mananya perasaanmu boru, kalau kau ditelepon-telepon enggak ku angkat. Bapak merajuk samaku, katanya. Enggak biasanya gitu, mulai saat itu aku rindu kali sama bapak. Sampai akhirnya kami teleponan tadi malam dan Instagramku dikomennya sejam sebelum dia ninggal," ungkapnya.

Ayahnya juga berjanji akan membawa mereka ke rumah ompungnya (kakek dan nenek) usai tugas piket Lebaran.

Ia terakhir bertemu ayahnya pada awal Mei, sebelum pergi ke Medan menjalankan tugas. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)