TRIBUNWOW.COM - Sebuah rekor tembakan mematikan paling jauh telah dipecahkan oleh seorang penembak jitu dari militer Kanada.
Pasukan elite Kanada, Joint Task Force 2 yang enggan menyebutkan namanya ini telah berhasil menembak mati anggota ISIS dari jarak 3.450 meter.
Tembakan mematikan pasukan elite Kanada ini juga telah melampuai rekor penembak sebelumnya, yakni sniper asal Inggris, Craig Harrison.
Bahkan selisih jarak tembak antar keduanya hampir 1.000 meter.
Bantu Filipina, Indonesia Siap Gempur ISIS di Marawi
Dengan jarak 3,5 kilometer, peluru membutuhkan waktu 10 detik untuk mengenai sasarannya.
Kekuatan angin, bentuk permukaan bumi dan beberapa faktor lain juga mempengaruhi keakuratan tembakan.
Hal-hal detail terebut tidak bisa dihiraukan oleh sang sniper untuk menembak sasarannya dengan tepat.
Sniper juga menjadi senjata mematikan yang kerap dipakai dalam setiap perang.
Tak jarang pula, masa depan sebuah perang bergantung pada para sniper yang berperang dari kejauhan lewat senapan laras panjangnya.
7 Negara Arab Putuskan Hubungan Dengan Qatar, Inikah 10 Pemicu Krisisnya?
"Ketimbang menjatuhkan bom yang berpotensi menewaskan warga sipil, penggunaan sniper merupakan sebuah aplikasi tepat. Karena ditembak dari jarak jauh, sasaran sama sekali tak tahu apa yang terjadi," ujar seorang sumber militer, dikutip dari Kompas.com.
Tembakan tetap sasaran ini telah diverifikasi oleh sebuah kamera video.
Seorang sumber militer menilai, tembakan tersebut tidak dilesatkan tanpa perhitungan.
"Ada data soal hal ini dan bukan sekadar sebuah opini. Jarak itu buka sekadar kira-kira. Ada mata dengan peralatan yang tepat di lokasi kedua untuk memastikan tembakan itu," ujar sumber itu.