Tingkah Laku, Pikiran hingga Getaran Jokowi yang Disebut-sebut Sama dengan Sukarno

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir. Soekarno dan Joko Widodo

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang tahun ke-56 pada Rabu (21/6/2017).

Di tanggal yang sama, 47 tahun yang lalu, Presiden Sukarno meninggal dunia.

Berkaitan dengan dua hal ini, banyak warganet yang kemudian menghubungkannya.

Bahkan, seperti dikutip Banjarmasin Post, ada saja warganet yang menganggap Jokowi sebagai titisan dari Proklamator RI tersebut.

Imbauan Keras Joko Anwar soal IG Story Nonton Bioskop Jadi Kontroversi hingga Seret Nama Syahrini!

"21/06 sbg Hari Bersejarah Bangsa INA. Wafatnya salah satu Bpk Bangsa, Ir. Soekarno & lahirnya @jokowi.#HBDJokowi55," cuit akun Twitter @ganecapos.

Terlepas dari itu semua, Presiden Jokowi memang sering disamakan dengan sosok Soekarno.

Keduanya disebut-sebut memiliki kepribadian yang hampir sama.

Viral! Candaan Mendingan Olga Syahputra kepada Mendiang Julia Perez Ini Jadi Kenyataan

1. Aksi payungan Presiden Soekarno dan Jokowi

Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menjadi sorotan.

Hal ini lantaran mantan Wali Kota Solo tersebut terlihat begitu sederhana dan mandiri.

Dalam satu kesempatan Jokowi tampak membawa payungnya sendiri.

Ia kemudian berjalan santai menembus rintik hujan.

Jokowi (TRIBUN)

7 Tahun Menikah, Pasangan Ini Belum Dikaruniai Momongan, Unggahannya Soal Anak Dibanjiri Komentar

Aksi yang sama ternyata juga pernah dilakukan Sukarno.

Saat itu, ia bersama Wakil Presiden Mohammad Hatta tengah menyambangi wilayah Kenali dan Senaung di Jambi.

Dalam foto yang beredar tampak Presiden Soekarno gagah mengenakan pakaian safari.

Ia kemudian melenggang santai sambil membawa payung di tangan kirinya.

Mantan Persiden Sukarno (TRIBUNNEWS)

2. Cara berpikir Jokowi sama dengan Soekarno

Politisi PDI Perjuangan Eva K Sundari sempat menceritakan soal sosok Jokowi.

Menurutnya, Presiden ketujuh RI tersebut memiliki cara bergaul yang sama dengan Soekarno.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tengah memaparkan transparansi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di depan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi di Balaikota Jakarta, Senin (27/5/2013). (Fabian Januarius Kuwado/ KOMPAS.COM)

Tak cuma itu, pola pikir Presiden Jokowi juga disebut-sebut mirip dengan bapak bangsa itu.

"Jokowi itu bukan saja paham soal Soekarno, tapi juga menjalani cara Soekarno," kata Eva saat dihubungi pada Jumat (21/6/2013), seperti dikutip dari Kompas.com

"Berpikir dan bertindak menyatu dengan rakyat. Bung Karno itu mencintai rakyat begitu meluap sekaligus menjaga martabat, menolak bantuan World Bank karena njlimet, bikin kita kayak jongos," ujarnya.

Heboh! Lantunan Musik Dangdut Terdengar di Tengah-Tengah Prosesi Wisuda, Lihat Videonya!

3. Megawati sebut Jokowi punya getaran yang sama dengan Soekarno

Sebelum maju dalam bursa pemilihan Presiden tahun 2014, Jokowi sempat hadir dalam Rapat Kerja Nasional III (Rakernas III) PDI Perjuangan.

Dalam kesempatan itu pula Jokowi mendapat sanjungan luar biasa dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya biasa baca koran pagi-pagi, tapi tadi saya terhenyak tapi setelah itu saya tersenyum karena di dalam ulasannya disebutkan saya diminta jadi ibu bangsa dengan alasan bla-bla-bla," ucap Mega.

"Saya tersanjung tapi rasa penghormatan itu terlalu dini disematkan di pundak saya," katanya.

Makjleb! Ibu Ini Lontarkan Komentar Menohok Usai Cium Tangan Jokowi

Menurut Mega, sebutan itu lebih pantas disematkan kepada bapak proklamator, Bung Karno.

Mega kemudian mengatakan Jokowi memiliki getaran yang sama dengan sosok ayahnya, Sukarno.

"Saya ajak untuk merenung sejenak, bagaimana nasib Bung Karno. Nah makanya, tadi saya rasa Pak Jokowi mendapatkan getaran itu," puji Megawati.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi kemudian mendapat kehormatan membaca teks "Dedication of Life" yang pernah disampaikan Soekarno pada 10 September 1966 silam.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi sosok yang paling menuai banyak sorotan dalam Rakernas III PDI Perjuangan yang digelar di Ancol, Jakarta, Jumat (6/9/2013). (Kompas.com)

"Saja adalah manusia biasa.

Saja tidak sempurna.

Sebagai manusia biasa saja tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.

Hanja kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa.

Itulah dedication of life-ku.

Djiwa pengabdian inilah jang mendjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta mendjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku.

Tanpa djiwa pengabdian ini saja bukan apa-apa.

Akan tetapi dengan djiwa pengabdian ini, saja merasakan hidupku bahagia,- dan manfaat.

Soekarno, 10 September 1966" kata Jokowi yang kemudian disambut riuh hadirin yang ada dalam Rakernas tersebut. (Tribunwow.com/Dhika Intan)