Terungkap! Divisi Humas Polri Beberkan Status Hary Tanoesoedibjo Saat Ini

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (12/6/2017). Hary Tanoe diperiksa sebagai saksi dugaan pesan singkat bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Prasetyo mengatakan hal tersebut ketika dimintai tanggapan terkait pemeriksaan Yulianto oleh Bareskrim pada Rabu (14/6/2017).

"Kalau Pak Yulianto dipanggil di sana diperiksa, itu juga kewajibannya untuk hadir. Begitupun tentunya juga dengan si Tersangkanya. Yah terlapornya. Tersangkanya lah, sekarang sudah tersangka," kata Prasetyo kepada Tribunnews.com di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

"Karena sudah ditingkatkan ke Tersangka, setiap kali diundang yah harus hadir. Itu kewajiban di Undang-undang yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara yang baik," imbuhnya.

Pada hari Kamis (15/6/2017) kemarin, Kapuspenkum Kejaksaan Agung M Rum juga menyatakan bahwa pihaknya telah menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) perkara dugaan acaman jaksa Yulianto dari Bareskrim Polri.

Kronologi kasus dugaan SMS bernada ancaman

Hary Tanoesoedibjo telah memenuhi panggilan Direktorat Tindak Pidana Siber (Tipidsiber) Bareskrim Polri, Senin (12/6/2017).

Dikutip dari Kompas.com, Hary diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan pesan singkat bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Ketika tiba di kantor Tipidsiber, Hary Tanoe tak banyak bicara ketika ditemui awak media.

"Nanti saja ya," kata HT sambil berjalan menuju lobi gedung.

Kasus ini bermula sejak satu tahun yang lalu, tepatnya ketika Yulianto mendapat pesan singkat dari orang tak dikenal pada 5 Januari 2016 sekitar pukul 16.30 WIB.

Berikut isi pesan tersebut.

"Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power.Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."

Pesan tersebut mulanya tidak diabaikan oleh Yulianto.

Namun pada 7 Januari dan 9 Januari 2016, Yulianto kembali mendapat pesan serupa.

Kali ini melalui aplikasi chat WhatsApp, dan menggunakan nomor yang sama.

Halaman
1234