Menurutnya, semakin banyak pertanyaan yang Izzan ajukan dan tidak bisa ia jawab bahkan baru mendengarnya.
"Jadi sejak 2011 tidak banyak belajar, malah lebih banyak main. Kalau belajar sekadarnya saja. Jadi pas SBMPTN dikebut 2 bulan. Saya suruh baca sendiri, saya beliin buku-buku saja," aku Yanti.
Pun Yanti nekat mendorong anaknya ikut SBMPTN agar rasa ingin tahu anaknya yang besar tentang matematika dan ilmu pengetahuan alam bisa terjawab oleh para ahli di bidangnya.
Meskipun ada sedikit kekhawatiran Yanti ketika nanti anaknya masuk ke perguruan tinggi, karena usianya yang masih sangat belia.
Apalagi Izzan di sana akan bergaul dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua.
Ia pun menyelipkan harapannya agar anaknya bisa menerima perkuliahan dengan baik dan tidak di-bully. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)