Sebuah jejak manusia purba berusia 3,6 juta tahun ditemukan di Tanzania.
"Satu jejak individu berukuran lebih besar dari jejak lainnya dalam satu grup, menunjukkan bahwa jejak itu milik seorang laki-laki," kata Giorgio Manzi dari Universitas Roma yang memimpin riset, dikutip dari KOMPAS.com, pada 15 Desember 2016 silam.
Jejak tersebut diduga milik manusia purba berjenis kelamin laki-laki dan memiliki tinggi badan 165 cm.
"Membuatnya menjadi Australophitecus terbesar yang pernah diidentifikasi," imbuhnya.
Jacopo Moggi-Cecchi dari University of Florence, yang terlibat dalam penelitian tersebut mengungkapkan jika jejak tersebut memberi petunjuk tentang gaya hidup manusia purba masa lalu.
"Temuan jejak-jejak ini membuka jendela yang berbeda, ada banyak peluang untuk mempelajari kehidupan sehari-hari manusia spesies ini," kata Moggi Cecchi, dikutip dari KOMPAS.com.
Pebeliti dari University of Perugia, Marco Cherin yang turut pula terlibat dalam penelitian, menyimpulkan bahwa jejak tersebut adalah milik satu laki-laki, dua atau tiga perempuan, dan satu atau dua anak.
"Itu membuat kami percaya bahwa laki-laki itu dan laki-laki lain dalam spesies sama punya beberapa pasangan perempuan," ungkapnya, seperti dikutip dari KOMPAS.com.
Dari penemuan tersebut disimpulkan sementara bahwa gaya berpasangan manusia purba A afraensis lebih mirip gorila daripada simpanse.
Penemuan tersebut juga menguak misteri tentang evolusi gaya berjalan dengan dua kaki pada manusia. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)