"Ya sayang aja ( karangan bunga) dibakar ya, padahal itu kan rejekinya pasukan oranye," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (2/5/2017) sore, sebagaimana dikutip dari KOMPAS.com.
Lebih lanjut, sebelum dibakar oleh massa buruh yang berunjuk rasa, Ahok sudah menginstruksikan pasukan oranye untuk menjual karangan bunga tersebut.
"Kan dia baru datang dari Monas, udah ditumpuk, udah satu gunung, 'Itu mau diapain, Pak?', 'Kalian jual aja, Rp 50.000 kok.' Dijual, ada yang beli Rp 50.000," kata Ahok.
Ditemui dalam kesempatan berbeda, Djarot pun menyayangkan kejadian ini.
"Saya bertanya ini maksudnya apa? Salahnya bunga itu apa pada mereka?," ujar Djarot, saat ditemui di Lapangan Parkir Eks IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017), sebagaimana dikutip dari Tribunnews.
Mantan Wali Kota Blitar ini pun memprotes keras dan prihatin soal kejadian pembakaran bunga-bunga tersebut.
"Apakah ucapan-ucapan itu menyakiti hati mereka? Apakah ucapan-ucapan atau tulisan-tulisan itu mengandung unsur-unsur ujaran kebencian, unsur-unsur SARA? kan tidak ya," jelas Djarot.
"Oleh sebab itu kalau menurut saya, ini tidak simpati, tidak baik, saya terus terang saja prihatin dengan kondisi (seperti ini)," tegas Djarot.
Di sisi lain, pihak kepolisian hingga saat ini masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan pihak kepolisian juga akan mendalami pihak mana yang memulai pembakaran hingga merasa dirugikan akibat kejadian ini.
"Ya nanti kita dalami dulu, namanya bunga itu, nanti korbannya siapa, itu bunga siapa. Karangan bunga itu kan milik banyak orang," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2017).
Pihaknya juga akan memantau kamera CCTV untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam.
"Kami akan melihat itu dari kelompok mana aksi itu, kemudian dari mana itu, apakah ada yang menyuruh, apakah ada yang memprovokasi," ucapnya. (Tribunwow.com/Dhika Intan)