Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune.
Hal kontroversi yang pernah dilakukan oleh Risma adalah komitmennya untuk menutup lokalisasi yang ada di Surabaya.
"Akhir tahun ini kita akan tutup satu (lokalisasi) lagi. Tahun depan yang besar lokalisasi Dolly akan ditutup," kata Tri di Aula Fakultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2013), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Terkait dengan peringatan hari Kartini, menurut Risma perempuan Indonesia tidak boleh kebablasan dan harus cerdik memanfatkan emansipasi perempuan.
• Alamak! Dewan HAM PBB Turun Gunung Soroti Isu SARA Pilkada DKI Jakarta
Dikutip dari Tribunnews.com, perempuan harus paham tentang kodrat dan pandai menempatakan diri, saat sedang bekerja dan di kelaurga.
Risma mengatakan, meskipun perempuan berkarier namun saat kembali dirumah mereka tetap seorang istri dan ibu.
Menurutnya, jika berpendidikan, wanita akan mudah mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat membantu perekonomian keluarga.
Tak jarang perempuan kini juga menjadi seorang pemimpin dan memiliki jabatan.
"Kalau di rumah jabatannya masih dibawa, yo mlayu bojone," celetuk Risma.
"Saya pun begitu. Saat di rumah lihat rumah kalau kotor ya aku nyapu-nyapu dulu rek. Kalau ada yang berantakan ya dibereskan dulu. Nggak ada wali kota di rumah," tegasnya.
2. Sri Suryawidati
Sri Suryawidati adalah Bupati bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjabat pada tahun 2010 hingga 2015.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia cabang Bantul, pada periode 1994-2011.
Ia juga pernah berkecimpung di beberapa organisasi seperti PMI, Yayasan Kanker Indonesia, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Perkumpulan Pemberantasan Tubekulosis Indonesia dan lainnya.