Jadi Tolok Ukur, Begini Dampak Hasil Hitung Cepat Pilgub Jakarta Pada Eksistensi PDI-P dan Gerindra

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno

Pilkada serentak tahun 2017 digelar di 101 daerah di Indonesia meliputi 7 provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota.

Kekalahan PDI-P terjadi di pilgub Bangka Belitung.

Pasangan yang diusung PDIP, Rustam Effendi dan M Irwansyah, kalah dari pasangan Erzaldi-Abdul Rohman.

Sementara di Banten, Rano Karno-Embay Mulya Syarief gagal meraup suara.

Di Gorontalo, pasangan jagoan PDI-P Hana Hasanah Fadel Muhammad-Tonny S Junus juga kalah dari pasangan lain.

Lebih lanjut, berdasarkan keterangan Airlangga, kader PDI-P harus turun ke bawah sejak dini.

Berkoordinasi dengan kolompok keagamaan besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terkait calon yang diusung PDI-P pun perlu dilakukan.

“Komunitas masjid, jejaring di RT/RW itu lebih dikapitalisasi. Kerja partai di tingkat basis itu masih kurang kuat,” kata dia.

Selain itu, kader PDI-P juga perlu memperhatikan aspirasi masyarakat lebih detil.

"Ketika ada persoalan, misalnya contoh, ada persolan (petani) Kendeng, yang tidak dilakukan adalah pendekatan persuasif," kata Airlangga. (Tribunwow.com/Dhika Intan)