"Gubernur baru justru akan mengantarkan Jakarta kepada pemerintahan yang lebih efektif, ke pemerintahaan yang merangkul semuanya, ke pemerintahan yang membuat semua merasa di rumahnya, termasuk kepada mantan lawan ketika pilkada," janji Anies.
2. Angkat Ahok jadi penasehat
Jika Anies terpilih jadi Gubernur baru Jakarta, maka Ahok harus melepaskan jabatannya.
Saat sudah tak lagi menjabat sebagai Gubernur, Ahok pun akan mendapat peran baru.
Peran tersebut adalah sebagai penasehat Anies dan Sandi.
Berdasarkan penuturan Sandi, ide untuk mengangkat Ahok sebagai penasehat Gubernur muncul saat ia dan Anies mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, saat Sutiyoso menjabat, ia menjadikan beberapa gubernur DKI sebagai penasihat, termasuk Ali Sadikin, Gubernur DKI periode 1966-1977.
Terlebih lagi, tujuan menjadikan Ahok sebagai penasehat juga bisa dimaknai untuk menciptakan kontinuitas.
"Menurut saya, nanti di kepemimpinan Mas Anies dan Sandi, kita juga harus merangkul, termasuk Pak Basuki. Nanti kita harus ajak sama-sama memikirkan. Supaya continuity, enggak ganti gubernur semua ganti," kata Sandi.
Selain itu, dengan cara tersebut Anies beranggapan dirinya bisa membangun hubungan baik dan menghargai hasil kerja pendahulunya.
"Seperti bangun rumah. Ada yang ngerjain pondasi, ada yang ngerjain temboknya, ada yang ngerjain genteng."
"Cuma kalau itu beberapa periode, yang kelihatan ya yang genteng saja, padahal sebenarnya prosesnya panjang," kata Anies.
3. Mudahkan pembangunan rumah ibadah
Awal April lalu, sejumlah pendeta yang tergabung dalam komunitas Batak Marbisuk menyatakan dukungan pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur urutan tiga.
Para pemuka agama nasrani ini pun berharap ada kemudahan membangun rumah ibadah bila Anies dan Sandi menang dalam pilkada.