"Terlebih lagi, orang yang disurvei tak dimintai keterangan penyakit IMS yang dikonfirmasi secara medis dan riwayat penyakit yang dilaporkan sendiri tak selalu dapat dipercaya," kata ketua peneliti Dr Charles Osterberg, asisten profesor bedah di University of Texas Dell Medical School.
Baca: TOP 5 Seleb: dari Kabar Kesehatan Julia Perez hingga Kedatangan Personel Westlife ke Indonesia
Tetapi studi pengamatan yang digambarkan Osterberg sebagai yang terbesar untuk melihat pola pembersihan rambut di kelamin di AS menimbulkan banyak pertanyaan.
Mungkin ketika dicukur, terjadi sobekan mikro sehingga virus dan bakteri lebih mampu masuk ke dalam kulit.
Namun dibutuhkan riset lebih jauh untuk menentukan apa peranan pencukuran dalam penularan IMS.
Sedangkan Lora Ivanova dari myLAB Box, sebuah lab diagnostic yang bergerak di bidang kesehatan menjelaskan mencukur habis rambut kemaluan dapat meningkatkan resiko penularan IMS.
Terlebih apabila mencukur rambut kemaluam dilakukan sebagai ritual sebelum melakukan hubungan seksual, risiko penyakit akan jauh lebih tinggi.
Baca: Ini Dua Tim Terkuat di Liga Inggris Menurut Antonio Conte
Hal ini berlaku pada laki-laki maupun perempuan.
"Mencukur rambut kemaluan secara drastis dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi menular seksual sebesar 440 persen," ujar Lora Ivanova dari myLAB Box, sebuah lab diagnostic yang bergerak di bidang kesehatan.
Memangkas habis rambut kemaluan ternyata akan memudahkan bakteri maupun virus melewati kulit.
Fungsi rambut kemaluan sebenarnya melindungi kulit dari gesekan dan mencegah masuknya bakteri serta virus.
Baca: Top 5 News: dari SPG Berperilaku tak Senonoh hingga Jokowi Dinilai Ugal-ugalan
Ivanova menjelaskan banyak luka yang tak terlihat setelah mencukur rambut di sekitar organ intim itu.
Bahkan pisau cukur yang digunakan juga belum tentu bersih.