Bursa Transfer Liga 1
PSIS Dejavu Persis: Ditinggal Bomber Asing saat Berjuang dari Degradasi, Sambernyawa Kini Bangkit
Seolah mengikuti nasib Persis Solo, PSIS Semarang harus berjuang ekstra untuk keluar dari zona merah pasca ditinggal bomber asingnya di Liga 1 2024.
Penulis: Aulia Majid
Editor: auliamajd
Namun, meski ditinggal striker asingnya, Persis Solo mampu bangkit dan kini telah keluar dari zona merah Liga 1 2024.
Persis Solo berada di peringkat ke-14 klasemen sementara Liga 1 2024 dengan torehan 26 poin dari 27 laga.
Sedangkan PSIS Semarang terancam turun kasta jika tak kunjung berbenah di sisa gelaran Liga 1 2024 ini.

Baca juga: PSIS Semarang Sudah Tak Tertolong? Terancam Degradasi dan Ditinggal Pemainnya karena Masalah Gaji
Evandro Brandao Bongkar Borok PSIS Pasca Out karena Gaji
Evandro Brandao ternyata tak tinggal diam pasca hengkang secara mengejutkan dari PSIS Semarang.
Melirik dari unggahan Instagram story @evandrob_47 pada Jumat (28/3) lalu, Evandro Brandao ternyata membongkar alasan mengapa ia pergi dari PSIS Semarang.
Evandro Brandao awalnya membela diri atas tuduhan tindakan indisipliner yang sempat tertuju kepadanya.
"Jika menuntut pembayaran gaji dan pemenuhan hak-hak saya merupakan tindakan indisipliner, maka ada yang salah. Ada pembicaraan tentang penundaan selama 12 hari, tetapi bagaimana klaim ini dapat dibenarkan ketika ada pemain dan pelatih yang belum menerima gaji penuh mereka untuk bulan Desember, Januari, dan Februari?," tulis Evandro Brandao.
Evandro Brandao juga mengancam akan melaporkan ke FIFA bersama tim hukumnya aabila PSIS Semarang tak kunjung membayar gajinya yang terlambat.
"Ada juga yang menyebutkan denda sebesar 20 persen dari gaji, yang menurut saya aneh karena saya tidak pernah menerima pemberitahuan dari klub. Sebaliknya, tim hukum saya mengirim pemberitahuan kepada klub yang memberikan waktu 15 hari untuk regulasi gaji yang terlambat sesuai dengan aturan FIFA, pemberitahuan yang diabaikan oleh klub," lanjut pemain berusia 33 tahun tersebut.

Lebih lanjut lagi, Evandro Brandao juga membeberkan model pembayaran gaji pemain di PSIS Semarang yang menurutnya tidak profesional.
"Model pembayaran yang diadopsi - "Bermain dulu dan kemudian saya akan melihat apakah saya membayar" atau "hanya yang bermain yang dibayar" - tidak dapat diterima dan tidak profesional. Masalah serius harus ditangani dengan serius, dan saya berbicara terbuka karena saya tidak takut. Banyak pemain tetap diam karena takut akan pembalasan, dan kenyataan ini adalah salah satu alasan mengapa tidak ada yang ingin menandatangani kontrak dengan klub di jendela transfer terakhir."
"Tidak masuk akal untuk membayar bonus pertandingan sebesar 3 juta kepada setiap atlet sementara gaji yang belum dibayarkan selama berbulan-bulan. Lebih jauh, mempublikasikan tindakan ini di media sosial untuk menciptakan citra realitas yang menyimpang tidak mengubah fakta. Saya selalu menjaga komitmen saya kepada tim, tetapi rasa hormat yang sama perlu dibalas."
"Hari ini tanggal 28 Maret. Pembayaran penuh untuk bulan Desember, Januari, dan Februari telah dilakukan kepada semua pemain atau hanya kepada atlet lokal yang gajinya lebih rendah? Jika ada transparansi, saya tantang Anda untuk memberikan bukti yang bertentangan. Tidak ada profesional yang akan mogok hanya karena keterlambatan 12 hari. Sebelum berbicara tentang profesionalisme, perlu untuk melunasi utang dan menghormati komitmen yang dibuat," pungkasnya.
Jika tak kunjung menuntaskan permasalahannya dengan Evandro Brandao, PSIS Semarang bisa saja terkena sanksi FIFA.
Menarik untuk dinantikan bagaimana penyelesaian permasalahan dari Evandro Brandao bersama PSIS Semarang di sisa gelaran Liga 1 2024 kelak.
(TribunWow.com)