Bursa Transfer PSIS Semarang
PSIS Semarang Fix Ditinggal 1 per 1 Pemain Asingnya? 1 Out karena Gaji, Sosok Rp 3,91 M Kans Susul
Meski kompetisi Liga 1 2024/2025 belum berakhir, ada satu pemain PSIS Semarang yang memutuskan untuk out.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - PSIS Semarang berpotensi ditinggal satu per satu oleh pemain asingnya dalam waktu dekat.
Meski kompetisi Liga 1 2024/2025 belum berakhir, ada satu pemain PSIS Semarang yang memutuskan untuk out alias angkat kaki.
Pemain tersebut adalah Evandro Brandao, striker asing asal Brasil yang didatangkan PSIS Semarang di awal musim 2024/2025.
Evandro Brandao didatangkan PSIS Semarang pada awal musim 2024/2025 guna menggantikan Abdallah Sudi yang pada saat itu mengalami cedera parah dan absen untuk jangka waktu yang lama.
Kini, Evandro Brandao memutuskan untuk mengakhiri musimnya bersama PSIS Semarang lebih cepat.
Baca juga: Reaksi Pedas Panser-Snex usai Evandro Mundur dari PSIS Semarang karena Gaji, Minta Hal Mencengangkan
Mantan penyerang RANS Nusantara FC itu mundur dari PSIS Semarang karena gaji telat.
Hal itu diketahui dari unggahan akun Instagram pribadi milik Evandro Brandao, Kamis, 23 Maret 2025.
Berikut pernyataan dari Evandro Brandao tersebut:
"PERNYATAAN RESMI
Dengan penuh kesedihan saya menulis untuk mengumumkan pemutusan kontrak saya dengan klub @psisfcofficial. Pertama-tama, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan untuk mewakili klub kota besar ini dengan para pendukung yang pantas mendapatkan yang lebih baik.
Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi keputusan yang tidak dapat dihindari karena keterlambatan pembayaran gaji yang signifikan, yang kini telah melampaui empat bulan.
Dalam kehidupan, ini bukan hanya tentang masalah keuangan, tetapi, yang terpenting, tentang rasa hormat dan nilai-nilai.
Sayangnya, tidak pernah ada upaya sungguh-sungguh dari klub untuk menemukan solusi atau bahkan memahami kesulitan yang kami para pemain hadapi selama periode ini.
Sebagai ayah dua orang putri, dengan keluarga yang bergantung pada saya, menjadi tak tertahankan untuk terus menanggung kebohongan dan manipulasi.
Saya pergi dengan kesedihan karena tidak dapat terus mendukung rekan satu tim dan memenuhi komitmen saya, tetapi saya melakukannya dengan kepala tegak, karena saya selalu bertindak profesional hingga tanggal pengunduran diri saya.