Liga 2
BREAKING NEWS: Persipura Kirim Persibo Jadi Tim Terakhir yang Terdegradasi ke Liga 3, Ini Daftarnya
BREAKING NEWS, Persipura Jayapura kirim Persibo Bojonegoro jadi tim terakhir yang terdegradasi ke Liga 3, ini daftar selengkapnya.
Editor: adisaputro
TRIBUNWOW.COM - BREAKING NEWS, Persipura Jayapura kirim Persibo Bojonegoro jadi tim terakhir yang terdegradasi ke Liga 3, ini daftar selengkapnya.
Dilansir TribunWow.com, nasib tak mengenakan dialami oleh Persibo Bojonegoro.
Musim lalu, Persibo Bojonegoro berhasil lolos ke Liga 2 2024/2025.
Sempat menggebrak di awal musim dengan skuad bertabur bintangnya, Persibo Bojonegoro sempat digadang-gadang bakal angkat trofi dan lolos ke Liga 1 2025/2026.
Baca juga: Persibo Bojonegoro Fix Eksodus: 4 Bintang Potensi Dicomot, Persela, Arema, Persebaya & Persik Minat?
Sayang, di tengah performa apiknya, Persibo Bojonegoro alami kemerosotan drastis.
Dan akhirnya, di laga terakhir Liga 2 2024/2025, Persibo Bojonegoro berhasil dikirim Persipura Jayapura untuk terdegradasi ke Liga 3.
Kekalahan Persibo Bojonegoro atas Persipura Jayapura dengan skor 1-2 di Stadion Mandala, Jayapura, Jumat (28/2/2025) jadi sebabnya.
Dua gol pemberi mimpi buruk Persibo Bojonegoro dicatatkan oleh dua mesin gol Persipura Jayapura, Ramai Rumakiek (38') dan Boaz Solossa (90').
Sedangkan satu gol balasan Persibo Bojonegoro dicatatkan oleh Osas Saha (70').
Imbas kekalahan itu, Persibo Bojonegoro jadi tim ke-9 yang resmi terdegradasi ke Liga 3 musim depan.
Persibo Bojonegoro menyusul tim Jawa Timur lainnya yang juga terdegradasi, Gresik United.
Daftar Tim Promosi dan Degradasi Liga 2
- Promosi ke Liga 1
1. PSIM Yogyakarta
2. Bhayangkara FC
3. Persijap Jepara
- Bertahan di Liga 2
1. PSMS Medan
2. Sriwijaya FC
3. Adhyaksa
4. Bekasi City
5. Persiku Kudus
6. Persekat Tegal
7. Persikas Subang
8. Persipal FC
9. Persipura Jayapura.
- Degradasi ke Liga 3
1. Nusantara United
2. Persikota Tangerang
3. Dejan FC
4. Persikabo 1973
5. Gresik United
6. Persewar Waropen
7. Persipa Pati
8. RANS Nusantara
9. Persibo Bojonegoro.

Baca juga: Persewar Vs Persibo: Intip Profil Eks Persija yang Potensi Selamatkan Angling Dharma dari Degradasi
Sempat Konflik dengan Deltras FC
Presiden Persibo Bojonegoro, Deddy Adrianto Wibowo, menuntut keadilan dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyusul keputusan yang dianggap tidak adil dalam laga melawan Deltras FC.
Deddy menilai bahwa langkah yang diambil oleh kedua pihak tersebut yang mencakup pembatalan gol sah Persibo Bojonegoro serta penundaan pertandingan, telah merugikan timnya dan mencoreng citra sepak bola Indonesia.
Keputusan yang dikeluarkan PT LIB untuk menganulir gol Persibo Bojonegoro yang tercipta dalam laga sebelumnya terhadap Deltras FC dianggap Deddy sangat tidak masuk akal dan tidak memiliki dasar yang kuat.
Gol yang disahkan oleh wasit pada pertandingan tersebut dibatalkan begitu saja oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang dianggap tidak memberikan penjelasan yang memadai.
Deddy menilai bahwa pembatalan gol tersebut hanya akan memperburuk citra kompetisi dan merugikan tim yang sudah bekerja keras dalam pertandingan tersebut.
Namun, yang lebih mengejutkan bagi Deddy adalah kenyataan bahwa keputusan tersebut hanya mengarah pada pembatalan gol Persibo Bojonegoro tanpa adanya sanksi tegas terhadap Deltras FC yang terlibat dalam kericuhan.
Para pemain dan suporter Deltras FC sebelumnya diketahui terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap pemain Persibo Bojonegoro, bahkan mengakibatkan beberapa penggawa Laskar Angling Dharma terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Meskipun demikian, tidak ada tindakan hukum atau hukuman apapun yang dijatuhkan kepada pihak Deltras FC, sementara Persibo Bojonegoro malah dihukum dengan pembatalan gol.
Deddy juga menyoroti masalah lain yang membuat keputusan PT LIB semakin kontroversial, yaitu penjadwalan ulang pertandingan yang dianggap terburu-buru dan tidak adil.
Baca juga: Kecewa Putusan PT LIB, Persibo Bojonegoro Pilih Tepuk Tangan di Pinggir Lapangan saat Vs Deltras FC
PT LIB mengeluarkan surat keputusan pada 16 Januari 2025, yang menetapkan bahwa pertandingan akan dilanjutkan hanya dua hari setelahnya, pada 18 Januari 2025.
Deddy mengungkapkan bahwa waktu yang diberikan untuk Persibo Bojonegoro sangat terbatas dan tidak cukup untuk melakukan persiapan yang matang.
Ia juga mengkritik keputusan yang diambil tanpa adanya diskusi terlebih dahulu dengan pihak Persibo Bojonegoro mengenai jadwal pertandingan.
Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan rasa herannya terhadap bagaimana keputusan pembatalan gol bisa terjadi tanpa sepengetahuan wasit yang memimpin pertandingan.
Wasit yang bertugas di lapangan seharusnya memiliki kewenangan penuh dalam menentukan hasil pertandingan, namun keputusan untuk membatalkan gol Persibo Bojonegoro justru diambil di luar lapangan tanpa melibatkan wasit yang bersangkutan.
Hal ini, menurut Deddy, menunjukkan adanya ketidakberesan dalam proses pengambilan keputusan yang seharusnya lebih transparan dan berbasis pada aturan yang jelas.
Sebagai bentuk protes dan untuk membela hak timnya, Deddy mengumumkan bahwa Persibo Bojonegoro akan menggandeng tim pengacara untuk membawa masalah ini ke ranah internasional.
Deddy menyatakan bahwa ia akan membawa kasus ini ke FIFA agar keputusan yang diambil oleh PSSI dan PT LIB dapat ditinjau ulang secara objektif.
"Kami sudah menghubungi beberapa calon pengacara baik dari dalam dan luar negeri untuk mendampingi kami mengajukan hal ini ke rana yang lebih tinggi," kata Deddy dikutip dari BolaSport.com.
"Kami pertimbangkan untuk maju ke FIFA," tegasnya.
"Kami secepatnya akan ambil kesimpulan mengenai siapa pengacara yang akan dampingi kami," ungkap Deddy.
"Sejauh ini ada dua pengacara yang pertama dari dalam negeri dan kedua luar negeri." lanjutnya.
Menurutnya, ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa sepak bola Indonesia tetap terjaga integritasnya dan bahwa keputusan yang diambil oleh badan-badan pengatur sepak bola tidak merugikan klub-klub yang sudah berjuang keras di lapangan.
Deddy juga menegaskan bahwa kejadian ini bukan hanya merugikan Persibo Bojonegoro, tetapi juga bisa menodai reputasi sepak bola Indonesia di kancah internasional.
Baca juga: PSIM Yogyakarta Vs Persibo Bojonegoro: Adu Kuat 2 Striker Top Skor, Siapa Lebih Tajam? Cek Profilnya
Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Indonesia, sebuah gol yang telah sah disahkan oleh wasit justru dianulir oleh Komdis PSSI.
Keputusan ini, menurut Deddy, adalah preseden buruk bagi sepak bola Indonesia dan harus menjadi bahan evaluasi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan kompetisi.
"Kenapa kami tidak diajak diskusi untuk berikan klarifikasi."
"Selama ini kesannya sepihak saja, ada apa."
"Kenapa semua benci Persibo?"
"Kami datang ke sana dengan baik-baik dan sekarang kami malah diinjak-injak."
"Jadi jika memang tidak selesai di sini, kami akan mengajukan gugatan ini ke FIFA," pungkasnya.
Dalam pandangannya, kejadian ini seharusnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih bijak dan sesuai dengan regulasi yang ada.
Deddy berharap agar PSSI dan PT LIB tidak hanya fokus pada mengejar jadwal pertandingan babak delapan besar Liga 2 2024/2025, tetapi juga mempertimbangkan keadilan dan hak-hak klub yang berkompetisi.
Keputusan yang terburu-buru dan tidak melibatkan diskusi yang matang hanya akan merugikan citra sepak bola Indonesia dan merusak hubungan antara klub, wasit, dan badan pengatur sepak bola.
Deddy menegaskan bahwa Persibo Bojonegoro tidak akan tinggal diam dalam menghadapi keputusan yang dianggap merugikan mereka.
Ia dan timnya berkomitmen untuk terus berjuang demi keadilan, dan berharap pihak berwenang bisa memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini.
Jika tidak, ia yakin bahwa langkah yang mereka ambil untuk membawa masalah ini ke FIFA adalah satu-satunya jalan untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan yang tidak adil tidak akan terjadi lagi di masa depan.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News