Breaking News:

Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin

Inilah Sosok ASS, Pengusaha yang Diduga Jadi Investor Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar

Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim (AI), nyatanya bukanlah bos pabrik uang palsu tersebut.

Tribun Timur/ Muhammad Abdiwan
Tampang pelaku sindikat uang palsu UIN Alauddin. Sebanyak 17 pelaku ditangkap kasus uang palsu UIN Alauddin. Terbaru, mengungkap keterlibatan seorang pengusaha berinisial ASS sebagai donator utama yang mendanai operasi ilegal ini. 

TRIBUNWOW.COM - Kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, menggemparkan Tanah Air.

Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim (AI), nyatanya bukanlah bos pabrik uang palsu tersebut.

Terbaru, mengungkap keterlibatan seorang pengusaha berinisial ASS sebagai donator utama yang mendanai operasi ilegal ini.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menjelaskan bahwa ASS berperan menyediakan modal untuk pembelian bahan baku dan peralatan produksi.

Dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024), Yudhiawan mengungkap bahwa ASS, bersama AI dan seorang lainnya berinisial S, menjadi aktor sentral dalam kasus ini.

Baca juga: Produksi Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Sudah Direncanakan sejak 2010 untuk Persiapan Pilkada

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda," kata Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

"Tapi peran sentranya ada dari saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS," jelas Yudhi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Uang palsuMakassarUIN Alauddin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved