Breaking News:

Remaja Bunuh Ayah dan Nenek

Psikolog Soroti Kebiasaan Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek, dari Rumah Terbawa hingga Sekolah

psikolog keluarga Novita Trandry menduga jika MAS memiliki kebiasaan susah tidur hingga muncul bisikan itu. Novita mendapatkan informasi tersebut

ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com
Penampakan Perumahan Elite Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Remaja Pembunuh Anak dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Sopan. 

TRIBUNWOW.COM - MAS (14) tega membunuh ayah dan neneknya yang selama ini tinggal serumah di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

MAS mengaku membunuh ayah dan neneknya setelah mendapat bisikan untuk berbuat hal tersebut.

Menanggapi hal itu, psikolog keluarga Novita Trandry menduga jika MAS memiliki kebiasaan susah tidur hingga muncul bisikan itu.

Novita mendapatkan informasi tersebut dari teman dekat MAS.

Baca juga: Isi Rekaman CCTV yang Jadi Bukti Baru Pembunuhan Ayah dan Nenek oleh Remaja di Lebak Bulus

 

"Bahwa di sekolah, anak MAS 14 tahun sering ketiduran dan kenapa saya masuk kepada gangguan tidur? Karena gangguan tidur bisa menyebabkan halusinasi dan gejala psikosis," katanya seperti dikutip dari Hotroom yang tayang di Metro TV News pada Rabu (4/12/2024). 

Novita melanjutkan halusinasi yang dialami seseorang bisa menjadi halusinasi auditori dan visual. 

Halusinasi auditori atau pendengaran bisa berupa mendengar sebuah bisikan. 

"Jadi bisa menyebabkan bisikan. Halusinasi auditori itu bisa disebabkan salah satu dari gangguan tidur. Karena di malam itu masih chatting sama temannya. Jadi, dia masih mengerjakan tugas-tugasnya di malam itu," ujarnya. 

Berdasarkan hasil analisis pribadi, Novita melanjutkan sang anak memiliki tekanan psikis karena kesepian yang menyebabkan pembunuhan itu. 

Pasalnya, MAS merupakan anak tunggal. 

 

"Anak tunggal, kesepian. Kalau kita, kakak adik ada temen untuk bicara. Dia sendiri, orang tua dan juga seorang nenek tidak ada teman untuk diajak bicara. Memang ada pelarangan untuk bertemu kepada teman-temannya, untuk fokus ke nilai akademiknya karena nilainya turun," jelasnya. 

Kendati demikian, ia belum bisa menyimpulkan motif di balik kasus pembunuhan tersebut. 

Menurutnya, diperlukan waktu untuk tim dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) melakukan tugasnya mengungkap kasus tersebut. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Tags:
RemajaPembunuhanSekolahJakarta SelatanPsikolog
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved