Kabar Terkini
Tak Perlu Menunggu Kaya, Tukang Bakso Bakar Millenial Sukses Wujudkan Mimpi Kecilnya untuk Naik Haji
Perjuangan tukang bakso bakar milenial yang berhasil berangkat haji setelah menabung lama dan pada akhirnya berangkat pada bulan Juni 2024 lalu.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
Lebih lanjut, Lukman juga menceritakan awal mula dirinya mendaftarkan haji di tahun 2013 lalu.
"Setelah bakso bakar booming, namanya rezeki mungkin ini jalan saya untuk haji, saya langsung mendaftar untuk kursi haji, setelah mendaftar, tinggal menunggu, nah menunggu itu juga sembari mengumpulkan uang untuk haji, karena kan haji itu panggilan khusus dari Allah, kalau kita tidak berusaha ya tidak mungkin, dan juga haji itu kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit," lanjutnya.
Keberhasilannya menunaikan ibadah haji di usia yang terbilang muda membuat Lukman sampai saat ini masih merasa tak menyangka.
"Saya bersyukur bisa berkesempatan untuk melaksanakan ibadah haji karena tidak semua umat islam bisa melaksanakan ibadah haji."
"Di tahun 2024 ini jumlah jamaah haji terbilang jadi yang terbanyak sepanjang masa. Jadi, saat menunaikan ibadah haji, saya bertemu dengan banyak jamaah yang pastinya menguras fisiknya karena saling berdesakan," ucap Lukman.
Di sisi lain, Lukman merasa terkesan dengan fasilitas haji yang sudah disiapkan pemerintah Indonesia.
Baik dari segi fasilitas maupun sampai dengan pelayanan administrasinya.
"Untuk fasilitas baik, untuk pelaksanaan ibadah haji Indonesia itu sudah baik jadi ya tinggal dilaksanakan dengan baik dan pelayanannya juga sudah bagus," bebernya.

Momen Tak Terlupakan Lukman saat Menunaikan Ibadah Haji
Ada beberapa momen tak terlupakan dialami Lukman ketika menunaikan ibadah haji.
Lukman menceritakan, perjuangan beratnya menunaikan rukun dan syarat haji di tanah suci.
Paling terasa yakni cuaca ekstrem yang mencapai 50 sampai dengan 53 derajat.
"Cerita yang paling luar biasa itu pas pelaksanaan haji namanya Armuzna, pas puncaknya haji, ketika itu saya bersama satu rombongan haji melaksanakan ibadah haji dengan jalan kaki, jadi tidak ikut dalam rombongan bis, pada waktu itu di Arafah itu suhunya mencapai 50 derajat sampai dengan 53 derajat dan waktu itu hanya di tenda biasa seperti haji backpacker tapi kita resmi."
"Kita ikut jalan kaki karena secara fisik ya masih mampu untuk berjalan kaki. Saat itu, keadaannya memang sangat berat dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Namun Alhamdulilah, atas pertolongan dari Allah, kami akhirnya kuat untuk berjalan dari Arafah, Musdalifah sampai ke Mina," ungkap Lukman.
Tak cuma itu, Lukman juga memiliki pengalaman mengesankan saat melakukan proses lempar jumrah dan ibadah di Masjidil Haram.