UCLG ASPAC Berkomitmen Ciptakan Kota Ramah Lingkungan, Digital dan Berteknologi Tinggi
UCLG ASPAC merupakan perhimpunan kota dan pemerintah daerah (pemda) level internasional di wilayah Asia Pasifik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Terhubung ke lebih dari 10.000 kota dan pemda, UCLG ASPAC mewakili sekitar 3,76 miliar orang – lebih dari separuh populasi dunia, bersama dengan negara-negara yang ekonominya berkembang pesat seperti China, India, dan Indonesia.
Dalam kesempatan yang lain, Dr Bernadia menyebutkan ada tiga Negara yang belakangan aktif di UCLG ASPAC yakni China, Korea Selatan, dan Indonesia. Sebagai organisasi internasional UCLG ASPAC terhubung dengan 240 ribu pemda dan pemkot sedunia di 144 negara di dunia.
Ia mengingatkan bahwa kerja sama antar daerah sudah dimulai sejak seratus tahun yang lalu tepatnya pada 1913 sebelum PD I terjadi. Mereka membentuk yang namanya IULA (International Union of Local Authorities) di Belanda.
“Jadi kerja sama antar daerah itu dimulai Eropa. IULA ASPAC baru dibikin 1980-an waktu itu Gubernurnya (DKI) Pak Wijogo menghadiri meeting di Sydney dan kemudian menetapkan Jakarta sebagai kantor sekretariatnya,” kata perempuan yang pernah tinggal di Jepang selama 25 tahun ini.
Selanjutnya, dibentuk juga sekitar 1980-an United Towns Organization (UTO), dan World Association of the Major Metropolises (METROPOLIS) atau organisasi kota dengan penduduk lebih dari 1 juta. “Tiga organisasi itu merger pada 1 Januari 2004, jadi sudah tidak ada lagi IULA, UTO, dan METROPOLIS menjadi UCLG dan UCLG ASPAC juga berdiri dengan sekretariat di Jakarta. Jadi peran Indonesia sangat besar di sini,” katanya.
Lebih jauh, Dr Bernadia mengungkapkan manfaat UCLG ASPAC bagi Indonesia, dalam hal ini pemerintah daerah dan kota. “Kita bisa belajar, saling bertukar pikiran, pengalaman, dan juga menginspirasi satu sama lain. Misalnya, Surabaya yang dulu kota agak polusi, dan panas, akhirnya bisa tertransformasi dengan baik. Busway di Jakarta itu juga belajar dari kota di Negara lain. Selain itu kita saat ini juga tengah memfasilitasi kerja sama antar daerah Jeju dan Bontang untuk isu solid grease. Jadi banyak sekali manfaatnya. Kita juga bantu Kemendagri untuk mereformassi soal SPM (standar pelayanan minimal) kota dan menstandarkan SPM,” katanya.
Selain itu, untuk isu SDGs lanjut Bernadia, UCLG ASPAC juga memiliki peran besar. Sebelum SDGs dicanangkan UCLG atau pemerintah daerah sudah diajak berdiskusi sehingga keluarlah peraturan SDGs dengan azas partisipatoris, inklusif, no one life behind.
“Itu salah satunya karena berdialog dengan pemerintan daerah. Untuk Indonesia sendiri ya besar sekali khususnya di ASEAN mungkin bisa jadi player lebih besar,” katanya.
Saat ini Indonesia, lanjut Bernadia, tertarik pada Negara-negara di Kepulauan Pasifik seperti Vanuatu. “Kita juga pernah kerja sama dengan Kemenlu untuk Indonesia dan Pacific Dialogue tapi kita lebih ke pemerintah daerah. Kita memang tidak pernah pakai isu-isu nasional misalnya security tapi lebih berdasarkan pada wewenang pemerintah daerah. Seperti peningkatan kapasitas, speak di international arena, membuat Indonesia tampak di peta dunia, berdialog dengan Negara-negara lain di tingkat daerah. Itu manfaat UCLG ASPAC bagi Indonesia,” katanya.
TRANSFORMASI DIGITAL UNTUK MASA DEPAN
Ichwan Peryana, Co-Founder & Director Pinjam Modal, merupakan salah satu pembicara Indonesia yang berkesempatan berdialog dengan peserta dari negara-negara lain. Ia membagikan pemikirannya dalam sesi diskusi bertema Urban Digital Innovation, Rabu siang (23/10/2024).
Dalam paparannya, Ichwan mengatakan bahwa perkembangan pesat kota-kota di Asia-Pasifik menimhulkan konsekuensi adanya tekanan sangat besar pada sisi infrastruktur dan sumber daya di berbagai sektor. Alhasil transformasi digital kiini menjadi kebutuhan. Seiring dengan pertumbuhannya, kota harus berevolusi menjadi smart ecosystems yang dapat memenuhi tuntutan masa depan.
“Technologies seperti IoT, AI, dan big data analytics memungkinkan cities untuk menjadi lebih adaptif. Dari smart traffic systems hingga real-time energy monitoring, tools ini membuat cities lebih efisien sambil mengurangi dampak lingkungan,” ujar Ichwan Peryana, yang mengangkat tema “Exploration and Development Opportunities of Digital Transformation in Asia Pacific Cities”.
Ichwan --yang pada sesi pagi juga berbicara dalam Panel Diskusi di Forum Utama bertema Asia Pasific Design for The Future-- kali ini mengeksplorasi bagaimana digital technologies dapat membentuk masa depan cities di kawasan Asia-Pasifik.
Ia menegaskan dengan berbagi pengetahuan dan berkolaborasi di berbagai sektor, anggota UCLG ASPAC dapat membuka jalan baru untuk sustainable urban development atau pembangungan kota berkelanjutan. Ia menyatakan sangat antusias untuk berbagi wawasan dari pengalaman dalam technology leadership saat bekerja sama menuju pembangunan smarter, more resilient cities.
“Digital transformation menawarkan kunci untuk mengatasi masalah kompleks perkotaan seperti congestion, pollution, dan keterbatasan resources secara lebih efisien, sustainable, dan scalable,” imbuh Ichwan yang dalam presentasinya memanfaatkan artificial intelligence (AI).
Selain itu, lanjut Ichwan, financial technology (Fintech) juga memainkan peran penting dalam transformasi digital rantai pasokan, terutama dalam financing. Melalui digital platforms, businesses sekarang dapat mengakses supply chain financing lebih cepat dan lebih efisien, memungkinkan mereka untuk mempertahankan operational resilience dan mengelola cash flow dengan mudah.
Prakiraan Cuaca Jawa Tengah Hari Ini Jumat 15 Agustus 2025: Boyolali, Kebumen, Semarang, Pati, Kudus |
![]() |
---|
Intip Prakiraan Cuaca Jawa Timur pada Hari Ini Jumat 15 Agustus 2025: Lumajang Hujan Ringan |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Soal Bab 3 Halaman 150-154 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Jawa Barat Besok Jumat 15 Agustus 2025: 3 Daerah Hujan Ringan, Bogor hingga Sukabumi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 6 Halaman 246 |
![]() |
---|